Menyesal! Tentara Bayaran Inggris Aiden Eslin Mohon Pengampunan: Sean Pinner Malah Stress

- 26 Juni 2022, 17:33 WIB
Ilustrasi seseorang dalam tahanan. Pimpinan Donetsk menyebut tak ada alasan untuk mengampuni tentara bayaran Inggris dari hukuman mati.
Ilustrasi seseorang dalam tahanan. Pimpinan Donetsk menyebut tak ada alasan untuk mengampuni tentara bayaran Inggris dari hukuman mati. /Pixels/donal tong


MEDIA PAKUAN - Aiden Eslin, yang sedang menantikan hukuman di Republik Rakyat Donetsk.
 
Dia meminta pengampunan dari orang-orang Donbass dan Rusia karena telah berpihak pada Ukraina.

Ia mengakui bahwa penembakan di pusat Donetsk telah membuka matanya.
 
 
 
"Setelah semua yang dilalui, yang bisa saya katakan kepada orang-orang Donbass dan Rusia adalah meminta maaf karena telah menjadi bagian dari pasukan Ukraina. Tuhan menjadi saksi  saya benar-benar minta maaf," katanya.
 

"Biarkan saya hidup untuk bisa melihat kebenaran... Setelah apa yang saya lihat kemarin, saya tidak bisa berkata banyak selain betapa hancurnya saya" ujarnya memelas.

Eslin menambahkan bahwa apa yang dibicarakan oleh orang-orang dari DPR selama delapan tahu ternyata benar, propaganda dan bungkamnya media Barat tentang penembakan kota-kota Donbass oleh pasukan Ukraina.
 
Baca Juga: Jangan Lupa, Resep Sate Kambing Kurban Panggang Gurih: Wajib Anda Coba

“Jika saya tahu sebelumnya apa yang saya ketahui sekarang, saya akan menjauh dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Ukraina,”pungkas Eslin.

 “Pendapat saya tentang mereka mulai berubah ketika kami sampai di Mariupol. Saya melihat bagaimana mereka berperilaku. Mereka menggunakan taktik militer untuk menghancurkan bangunan sipil," kata Aislin.
 
 
Sementara itu Sean Pinner mengatakan "Saya bangun dan tidur setiap hari memikirkan hukuman mati. Sangat sulit untuk berhenti memikirkannya setiap hari.
 
“Saya bukan seorang Nazi, itulah sebabnya saya meninggalkan Azov. Geng Azov membunuh orang-orang," ungkapnya.
 
 
"Azov tidak seperti yang saya bayangkan. mereka lebih peduli pada pertempuran daripada kerusakan yang mereka timbulkan," katanya.
 
 
Republik Rakyat Donetsk, pada 9 Juni 2022 menjatuhi hukuman mati kepada keduanya, serta seorang warga Maroko, Saadun Brahim, yang dituduh berpartisipasi dalam permusuhan di pihak Ukraina.

Mahkamah Agung Republik Rakyat Donetsk  menyatakan bahwa pihaknya belum menerima permohonan grasi dari tentara bayaran Inggris yang dijatuhi hukuman mati.
 
Dimana terpidana dapat mengajukan banding atas putusan tersebut. *** 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://vz.ru/news/2022/6/24/1164601.html


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x