Tentara Bayaran Asing di Ukraina Jauh Berkurang: Dikorbankan Sejak Awal

- 3 Juni 2022, 10:30 WIB
Tentara Bayaran  Asing di Ukraina Jauh Berkurang: Dikorbankan Sejak Awal
Tentara Bayaran Asing di Ukraina Jauh Berkurang: Dikorbankan Sejak Awal /Serhii Nuzhnenko/Reuters
 

MEDIA PAKUAN - Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada 2 Juni 2022, mengatakan bahwa sejak awal Mei, jumlah tentara bayaran asing di pihak Ukraina sudah jauh berkurang.

Menurutnya bahwa jumlah total tentara bayaran berkurang  dari jumlah dari 6,6 ribu orang menjadi 3,5 ribu orang. Pada saat yang sama, jumlah tentara bayaran di Donbass telah berkurang beberapa kali lipat.
 
Dia menambahkan bahwa ratusan tentara bayaran asing di Ukraina telah dihancurkan oleh senjata presisi jarak jauh Rusia,  tak lama setelah kedatangan mereka di tempat-tempat di mana mereka menjalani pelatihan tambahan.
 
Baca Juga: Hasil Otopsi Tidak Meyakinkan, Polisi Spanyol Terus Selidiki Kematian Mantan Putri Qatar, Kasia Gallanio

"Namun sebagian besar tentara bayaran dihancurkan di zona pertempuran karena tingkat pelatihan yang rendah dan kurangnya pengalaman tempur yang sebenarnya,” ungkapnya.

"Tentara bayaran yang berhasil ditangkap mengatakan bahwa mereka dikorbankan sejak awal. Karena rezim Kyiv menganggap jika mereka mati tidak akan ada yang tau keberadaannya, termasuk keluarga di negara asalnya," ungkapnya.
 
Dihadapkan dengan situasi pertempuran nyata dan kerugian besar  sejumlah besar tentara bayaran lebih memilih untuk meninggalkan wilayah Ukraina sesegera mungkin.
 
 
Tetapi rezim Kyiv selalu mencegah mereka pulang  ke luar negeri, sesuai dengan hukum humaniter internasional, tentara bayaran bukanlah kombatan dan yang menunggu mereka adalah hukuman.

Konashenkov memperingatkan “Upaya apapun oleh rezim Kyiv untuk menjamin perlindungan hukum kepada tentara bayaran, tidak akan menyelamatkan mereka," tegasnya.

Sebelumnya Kantor Kejaksaan Agung Republik Rakyat Donetsk telah menyelesaikan penyelidikan terhadap tiga tentara bayaran,  warga negara Inggris Sean Pinner dan Aiden Daniel John Mark Aslin, serta warga negara Kerajaan Maroko, Saadoun Brahim, yang terancam hukuman mati.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Ea Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x