MEDIA PAKUAN - Kematian jurnalis Al-Jazeera menjadi perhatian dunia, Pasalnya Shireen Abu Akieh tewas tertemabak saat meliput bentrok antara pasukan keamanan Israel dan Warga Palestina.
Institut Kedokteran Forensik Palestina di Universitas Nasional An-Najah di Nablus mengatakan hasil pemeriksaan post-mortem menunjukkan bahwa Abu Akleh terkena peluru peledak yang menembus dia dan membunuhnya seketika.
Ini menegaskan bahwa peluru itu menyebabkan luka robek yang luas pada otak dan tengkorak, dan senjata yang digunakan kaliber tinggi.
Baca Juga: Lempar Batu Sembunyi Senjata, Israel Tuduh Palestina Menembak 2 Jurnalis Al-Jazeera
Peluru yang cacat itu sekarang sedang dianalisis di laboratorium untuk menentukan senjata yang menembakkannya.
Pasukan militer Israel menargetkan jurnalis Palestina secara ekstensif, dengan menembak, membunuh, melukai, menangkap atau memukuli mereka, sering kali merusak peralatan mereka.
Setelah pelayat berkumpul di rumah Abu Akleh di Beit Hanina, Yerusalem utara, polisi Israel menyerbu kamp pelayat, menuntut agar orang-orang bubar dan berhenti memainkan lagu-lagu nasionalis Palestina dan mengibarkan bendera.
Baca Juga: Disebut Kehilangan 8 Juta Followers Gegara Konten LGBT, Deddy Corbuzier : Ah Lelah Hoax Lagi
Di New York, duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut kematian Abu Akleh "sangat mengerikan" dan penyelidikan yang transparan. Dia mengatakan melindungi warga negara dan jurnalis Amerika adalah “prioritas tertinggi kami.”