MEDIA PAKUAN - Rusia terus melakukan serangan yang mematikan serta kekejaman terhadap pasukan Ukraina serta warga sipil.
Hal itu membuat menteri pertahanan Jerman mengatakan Eropa harus mempertimbangkan untuk meningkatkan hukuman bagi Moskow.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk keras serangan terhadap warga sipil.
Baca Juga: Pendaftaran Seleksi Taruna Akmil TA 2022 Dibuka! Berikut ini Persyaratan yang Harus Dipenuhi Peserta
Baca Juga: Dibuka! Pendaftaran Taruna dan Taruni TNI AU 2022 Terbaru, Penuhilah Persyaratan Umumnya Disini
Langkah tersebut dilakukan menyusul laporan mayat yang ditemukan dengan tanda-tanda penyiksaan. Pasca pasukan Rusia meninggalkan kota tersebut.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut laporan pemerkosaan dan kekejaman lainnya oleh tentara Rusia dinilai angat tercela.
Baca Juga: Persib Gagal Jadi Juara Liga 1, Teja Paku Alam Sabet Trofi Best XI Of The Season Musim Ini
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengimbau dalam sebuah video yang ditampilkan selama Grammy Awards di Las Vegas agar musisi dan artis lain membantu menceritakan kisah invasi Rusia.
“Dukung kami dengan cara apa pun yang Anda bisa,” kata Zelenskyy.
Juga hari Minggu, sedikitnya tujuh orang tewas dan 34 terluka, termasuk tiga anak-anak, oleh penembakan Rusia di Kharkiv di timur laut, kota terbesar kedua di Ukraina, menurut kantor kejaksaan regional.
Baca Juga: Persib Bandung Akhiri Kebersamaannya dengan Pemain Asal Bogor Indra Mustafa untuk Musim Depan
Di pelabuhan Laut Hitam Mykolaiv, Gubernur regional Vitaliy Kim mengatakan setidaknya satu orang tewas dalam penembakan dan 14 terluka.
Para pejabat Ukraina mengatakan mayat 410 warga sipil ditemukan di kota-kota di sekitar ibu kota, Kyiv, yang direbut kembali dari pasukan Rusia.
Baca Juga: Awal Bulan Ramadhan 2022, Orang Arab Saudi Terciduk TKW Indonesia Lakukan Hal Ini di Perkebunan
Di Bucha, barat laut ibukota, terdapat 21 mayat. Satu kelompok beranggotakan sembilan orang, semuanya berpakaian sipil, tersebar di sekitar lokasi yang menurut penduduk digunakan pasukan Rusia sebagai pangkalan.
Mereka tampaknya ditembak dari jarak dekat. Setidaknya ada dua orang yang tangannya diikat ke belakang.
Zelenskyy menyebut pembunuhan itu sebagai bukti genosida, tetapi Kementerian Pertahanan Rusia menolak tuduhan itu.
Dikatakan foto dan video mayat "telah diatur oleh rezim Kyiv untuk media Barat."
Kementerian mengatakan "tidak ada satu pun warga sipil" di Bucha yang menghadapi aksi kekerasan militer dan walikota tidak menyebutkan pelanggaran apa pun sehari setelah pasukan Rusia pergi.***