Tolak Bayar Gas Rusia dengan Rubel, Ini yang Akan Terjadi di Eropa

- 31 Maret 2022, 08:52 WIB
Jaringan pipa distribusi gas alam nasional di luar Ungheni, Moldova, Eropa
Jaringan pipa distribusi gas alam nasional di luar Ungheni, Moldova, Eropa /AP Photo/
MEDIA PAKUAN - Tanggal 31 Maret 2022 adalah batas waktu yang ditentukan Rusia untuk pembayaran gas alamnya oleh negara-negara di Eropa.
 
Jika negara Eropa menolak membayarnya dengan Rubel, maka Eropa tidak akan mendapatkan gas. 
 
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, selasa lalu menegaskan, "Kami tidak akan memasok gas secara gratis," ungkapnya.
 
 
Peskov menyatakan, "Tidak ada pembayaran, tidak akan ada gas," katanya.
 
Dia menambahkan bahwa Rusia belum memutuskan langkah yang akan ditempuh jika negara-negara Eropa menolak untuk membayar.
 
Seperti yang diketahui, Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik. Gas Rusia menyumbang 40% dari total konsumsi Eropa. Tahun 2022 kontrak Impor gas UE dari Rusia berkisar antara €200 juta dan €800 juta per hari.

Rencana untuk mengurangi ketergantungan UE pada gas Rusia telah dikemukakan oleh Dewan Eropa, sebanyak dua pertiga di tahun 2022 dan akan mengakhiri ketergantungannya pada pasokan Rusia sebelum 2030.
 
 
Para ahli ekonomi mengatakan tidak mudah untuk mengganti 1.550 terawatt- gas Rusia yang dikirim ke UE pada tahun 2021. 
 
Peningkatan impor gas alam cair di pasar LNG global yang ketat, dapat memicu kenaikan harga yang besar, yang akan membebani ekonomi Eropa.
 
Negara yang sangat rentan seperti Italia dan Jerman akan mengalami situasi darurat. Kanselir Jerman Olaf Scholz telah memperingatkan bahwa larangan impor energi Rusia akan memicu resesi ekonomi di seluruh Eropa.
 
Rusia adalah pengekspor gas alam dan pengekspor minyak mentah terbesar kedua setelah Arab Saudi.
 
Badan Energi Internasional juga telah memperingatkan jika membeli di pasar terbuka seperti dari Qatar atau AS, maka mereka harus membayar lebih mahal. Artinya harga gas dengan pasokan yang terbatas pasti memicu persaingan harga yang tinggi.
 
 
Di sisi lain para analis, memperingatkan jika Eropa meninggalkan minyak Rusia, maka harga minyak mentah bisa melonjak hingga $200 per barel bahkan lebih tinggi.
 
Rusia memasok Uni Eropa sebanyak empat juta barel minyak per harinya. 

Sementara itu Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan bahwa pembayarannya rubel menjadikan gas alamnya sebagai komoditas Rusia pertama, komoditas ekspor lainnya seperti logam dan biji-bijian juga memungkinkan untuk dijual dalam rubel.
 
Walaupun Rusia akan kehilangan antara €200 juta hingga €800 juta setiap hari dari sanksi.Tetapi Rusia bisa mengalihkan penjualannya gas negara-negara di Asia.
 
Melonjaknya harga energi membuat Eropa akan menghadapi krisis ekonomi yang tidak pernah terjadi sejak Perang Dunia II. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: RT.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x