Australia Ancam Serang Kepulauan Solomon Karena Bekerjasama dengan China

- 30 Maret 2022, 08:50 WIB
Scott Morrison, perdana menteri Australia, berbicara selama konferensi pers di Sydney
Scott Morrison, perdana menteri Australia, berbicara selama konferensi pers di Sydney /
MEDIA PAKUAN - Australia sebagai sekutu AS telah mengutuk Rusia karena melakukan penyerangan terhadap Ukraina.
 
Namun disisi lain Australia terang-terangan mengancam akan menyerang Kepulauan Solomon tetangganya di Pasifik Selatan untuk mengubah pemerintahannya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa China akan mengirim proposal perjanjian kerjasama keamanan kepada parlemen Kepulauan Solomon.
 
 
Informasi tersebut membuat Australia gerah, David Llewellyn-Smith, menyarankan bahwa Australia harus bersiap untuk menginvasi Kepulauan Solomon. 
 
Smith mengatakan, "Jika memang harus, Australia harus menyerang dan merebut Guadalkanal untuk perubahan rezim di Honiara dan untuk melindungi kedaulatan dan demokrasi Australia," katanya.
   
Elit Australia mengancam Kepulauan Solomon karena upaya kerjasama keamanan dengan China. 
 
Sementara Canberra dan AS telah melakukan banyak kerjasama militer, termasuk menandatangani kesepakatan AUKUS yang akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
 
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Dua Tentara Penjaga Perbatasan Tewas Ditembak: Israel Lakukan Hal Ini pada Warga Palestina

Chen Hong, direktur Pusat Studi Australia di East China Normal University mengatakan "Ini menunjukkan kemunafikan dan standar ganda para elit Australia yang panik," kata Chen.
 
Ia juga mencatat mentalitas hegemonik dan kolonialis Australia yang mendarah daging terhadap negara-negara kepulauan Pasifik Selatan.
 
"Australia sama sekali tidak menghormati Kepulauan Solomon dan negara-negara kepulauan Pasifik Selatan lainnya, sebaliknya, Australia telah lama menganggap mereka sebagai halaman belakang, memperlakukan negara-negara pulau di kawasan itu sebagai lingkup pengaruh atau bahkan negara-negara bawahan," katanya.
 
"Ketika negara-negara ini berharap untuk memperluas hubungan dengan negara lain, Australia langsung bereaksi histeris," tegas Chen.
 
Baca Juga: Siksa Tawanan Perang, Pasukan Khusus Rusia Tangkap Kelompok Radikal: Korban Sipil Juga Ditemukan

Kerjasama bilateral di bidang penegakan hukum dan keamanan merupakan respon kerusuhan tahun lalu di Kepulauan Solomon, di mana warga negara China menderita kerugian besar, toko-toko dihancurkan, dibakar dan dijarah.
 
Mengingat warga negara China di Kepulauan Solomon, Chen menganggap wajar bagi kedua pihak untuk meningkatkan kerjasama keamanan.

Namun politisi, analis, dan media Australia memandang  kerjasama ini sebagai upaya China untuk mendirikan pangkalan militer di Kepulauan Solomon.
 
Pakar militer Song Zhongping menyebut, "Australia mengalami delusi apapun yang dilakukan China di kawasan Pasifik Selatan akan digambarkan sebagai ancaman bagi Australia," ucapnya.
 
 
"Ini tidak akan membantu Australia memenangkan kepercayaan dari negara-negara kepulauan di kawasan itu, tetapi hanya akan mengekspos wajah Australia yang histeris dan jelek," kata Song.

"Memudarnya pengaruh Australia disebabkan karena pola pikir hegemonik Australia terhadap negara di kawasan Pasifik Selatan," pungkasnya. ***

Editor: Siti Andini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x