Perang dengan Rusia Sudah Dimulai 8 Tahun Lalu, Pejuang Ukraina Beberkan Semuanya

- 21 Maret 2022, 12:17 WIB
Pejuang Ukraina ungkapkan perang dengan Rusia sudah 8 tahun lalu.
Pejuang Ukraina ungkapkan perang dengan Rusia sudah 8 tahun lalu. /Antonio Bronic/Reuters
 
MEDIA PAKUAN - Seorang pejuang kemerdekaan berdarah Ukraina yang mengikuti pemberontakan pada 2014 kembali ke garis depan pertempuran dan mengatakan Putin tidak akan pernah menang.
 
Pejuang itu bernama Volodymyr Parasiuk. Dirinya pernah memprotes presiden Ukraina yang saat itu pro-Rusia, dan melakukan perang dengan saudara tanah airnya pada 8 tahun lalu.
 
“Ini adalah satu-satunya bahasa yang dipahami Putin. Kami akan membunuhnya terakhir di sini dan menghancurkan tank Rusia. Kita akan menang," katanya.
 
 
Pada tahun 2014 ia berdiri bahu-membahu dengan warga Ukraina selama 93 hari dalam Pemberontakan Maidan.
 
Mereka berkemah di Lapangan Kemerdekaan Kyiv setelah Presiden Yanukovych menolak kesepakatan untuk hubungan yang lebih dekat dengan Uni Eropa dan memilih hubungan yang lebih dekat dengan Rusia.
 
Para pemberontak juga marah dengan korupsi pemerintah yang meluas, kebrutalan polisi dan pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina.
 
 
Volodymyr menjadi pahlawan rakyat setelah memberikan pidato meriah yang menyebabkan presiden Ukraina saat itu, Yanukovych melarikan diri dari negara beberapa jam kemudian.
 
Tetapi aksi pemberontakan selama tiga bulan itu mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan.
 
Polisi anti huru hara Berkut memukul dan membunuh 108 pemberontak, bahkan melepaskan tembakan dengan senapan mesin dan penembak jitu. Lebih dari 70 orang meninggal dalam tiga hari.
 
 
Pemberontakan Maidan membuat marah Vladimir Putin dan selang sebulan kemudian, menyerang Krimea dan menciptakan negara bagian Donetsk dan Luhansk. 
 
Saat Donetsk dan Luhansk memproklamirkan diri sebagai negara, beberapa hari setelahnya terjadi perang Donbass. 
 
Selama perang itu Volodymyr ditangkap dan disiksa ketika pasukan Ukraina mencoba merebut kembali kota Ilovaisk dari pemberontak pro-Rusia di Donbas.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Mirror.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah