MEDIA PAKUAN - Rusia saat ini tengah mengalami peningkatan penjualan kondom yang meningkat 170 % akibat kekhawatiran masyarakat Rusia akan sanksi terbaru lain mengenai pengurangan produksi.
Kenaikan tersebut membuat kondom menjadi langka dan harga melambung tinggi yang diisukan menjadi sanksi atas perbuatan Rusia.
Baca Juga: 20 Tentara Bayaran dari Inggris Hanya Bertahan 9 Jam di Ukraina, Priday: Saya Merasa Tertipu
Hal tersebut setelah sebuah perusahaan di Inggris, bernama Reckitt yang memproduksi pembuatan Durex dan merek lainnya mengecam perbuatan Rusia sebagai "tidak berbudi".
Baca Juga: Rusia Bom Gedung Penampungan di Mariupol, Staf Umum Ukraina: Hanya Satu Anggotanya yang Selamat
Baca Juga: Penduduk Kota Kherson Tidak Dapat Membeli Makanan, Rusia Kirimkan 75 Ton Bantuan Kemanusiaan
Pihak distribusi online besar di Rusia, Wildberry melihat bahwa penjualan kondom di sana melonjak hingga 170% dalam dua minggu pertama pada bulam Maret.
Hal tersebut menjadi berita heboh, karena pasalnya, penjualan kondom tidak seramai pada saat ini jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sebuah apotek melaporkan kenaikan penjuala kondom yang sebesar 20 % dari biasanya.
Baca Juga: Viral Berita Hoaks Korban Pembacokan di Sukabumi, Kapolsek Cisaat : Pemilik Akun Bisa Dijerat UU ITE
Namun secara laporan keseluruhan, peningkatan penjualan kondom ditotal menjadi 32 % jika dibandingkan dari tahun lalu.
Kelangkaan kondom membuat supermaket di Rusia menaikan harganya menjadi 30 %, menurut sebuah laporan yang beredar.
Seorang pemilik toko, Yesenia Shamonina mengatakan bahwa "orang-orang membeli (kondom) untuk masa depan, terlepas dari kenyataan bahwa kami terpaksa menaikkan harga" ucapnya.
Baca Juga: Foto Bareng Joko Widodo, Netizen Minta Ustaz Syam Bisiki Presiden agar Menurunkan Harga Minyak
Berbagai otlet sampai terpaksa untuk menaikan harga kondom sesuai dengan mereknua masing masing.
Kenaikan harga tersebut dipercaya masyarakat lantaran, akibat penurunan nilai rubel Rusia terhadap mata utama Barat.
Penurunan mata uang Rusia tersebut disebabkan dengan invasi Rusia ke Ukraina yang membuat mata uang Rusia mengalami penurunan karena telah runtuh kepercayaan ekonomi terhadap Rusia.
Para pejabat berkomentar bahwa pendistribusian dan produksi kondom tersebut tidak dapat diprediksi kedatangannya.
"Negara-negara produsen terbesar, seperti Thailand, India, Korea Selatan dan China belum menghentikan pengiriman produk ke Federasi Rusia" sambungnya.
Secara biasanya, Rusia telah mengimpor sekitar 600 juta kondom per-tahun, dan memproduksinya 100 juta.
Baca Juga: Realita Kehidupan Seorang TKI di Masjid Nabawi, Tetap Bekerja Walau Gaji Minim Demi Keluarga
Namun orang penting di perusahaan Reckitt mengatakan bahwa "kami akan selalu siap teris mengambil tindakan dan meresppons, selalu bertindak dengan kewajiban yahng tepat untuk merawat karyawan kami".
Bahkan Yevgeny Kalgavchuk mendesak Rusia untuk menggunakan kondom dengan terbaik dari negara-negara sahabatnya daripada yang dibuat Barat dalam memproduksikan ke Rusia.
Menurut laporan, Perusahaan Inggris tersebut (Reckitt) telah memproduksi 60 % mereknya seperti Durex, Contex, Hussar ke Rusia.***