MEDIA PAKUAN - Militer Rusia umumkan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal untuk menghancurkan gudang senjata di dekat kota Ivano-Frankivsk di Ukraina barat.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam sebuah pengarahan, serangan Jumat dengan sistem rudal yang diluncurkan dari udara, katanya.
Baca Juga: Harapkan Donatur, Bayi Kembar Siam Sukabumi Butuhkan Biaya Operasi Pemisahan: Dibutuhkan Rp1,6 Miliar
Kinzhal Ini menargetkan depot besar bawah tanah rudal dan amunisi udara pasukan Ukraina" di desa Deliatyn,
Kinzhal Ini menargetkan depot besar bawah tanah rudal dan amunisi udara pasukan Ukraina" di desa Deliatyn,
Baca Juga: Gesit dalam Layani Majikan Arab Saudi, TKI yang Jadi Sopir Ini Selalu Dapat Bonus Hampir Setiap Hari
Baca Juga: Mendadak Sultan, Seorang TKW Asal Indonesia Raup Semua Kekayaan Majikannya hingga Miliaran
Kinzhal, yang berarti belati dalam bahasa Inggris, digunakan oleh militer Rusia untuk pertama kalinya sejak dimulainya konflik Ukraina pada 24 Februari.
Amunisi tersebut dikatakan mampu menembus pertahanan udara yang ada dengan melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 10 Mach dan terus-menerus bermanuver selama penerbangan mereka.
Amunisi tersebut dikatakan mampu menembus pertahanan udara yang ada dengan melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 10 Mach dan terus-menerus bermanuver selama penerbangan mereka.
Rudal Kinzhal dibawa oleh pesawat pencegat supersonik MiG-31K, yang disebut oleh NATO sebagai Foxhound.
Perangkat keras tersebut adalah salah satu dari beberapa sistem hipersonik yang disiapkan untuk militer negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Perangkat keras tersebut adalah salah satu dari beberapa sistem hipersonik yang disiapkan untuk militer negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Bersama dengan glider Avangard, yang dipasang pada ICBM berbasis silo, dan rudal Zirkon (Tsirkon), yang dikembangkan untuk angkatan laut.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. ***