"Zelensky telah kehilangan kendali atas situasi di negara ini. Nasionalis sebenarnya telah mengambil alih kekuasaan di daerah ke tangan mereka sendiri dan menjalani kehidupan yang terpisah,"katanya.
Bahkan menurut Sheremet tidak ada interaksi dan koherensi, karena itu warga sipil menderita dan mati," kata Sheremet kepada RIA Novosti.
Baca Juga: Berhasil Terekam Kamera Youtuber, Beginilah Reaksi Orang Arab Saudi Ketika akan Turun Hujan
Baca Juga: Tertimpa Rezeki, Baru Tiga Hari Kerja di Arab Saudi TKW Ini Langsung Dipersunting oleh Majikan
Menurutnya, kini Zelensky hanya melipat gandakan korban di antara penduduk sipil dan tentara Ukraina, melemparkan tentara ke dalam lubang. "Sementara dia sendiri duduk di suatu tempat yang jauh di kantor yang hangat."
Ia menambahkan Zelensky tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pertumpahan darah. "Tapi hanya menambahkan bahan bakar ke api," katanya.
Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari. Presiden Vladimir Putin menyebut tujuannya perlindungan orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.
Demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina adalah untuk mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas kejahatan berdarah terhadap warga sipil di Donbass.
Baca Juga: Ribuan Turis Rusia dan Ukraina Terdampar di Thailand, Pemerintah Berikan Perpanjangan Visa 30 Hari
Menurut Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, Angkatan Bersenjata hanya menyerang infrastruktur militer dan pasukan Ukraina.Tidak mengancam penduduk sipil.
Dengan dukungan Angkatan Bersenjata Rusia, kelompok DPR dan LPR mengembangkan dirinya. Tetapi tidak ada rencana tentang pendudukan Ukraina.***