MEDIA PAKUAN - Tindakan penyerang brutal militer Rusia ke Kota Mariupol dinilai sebagai kejahatan perang.
Banyak diantara warga sipil yang tewas akibat serangan tersebut,Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam apa yang dikatakan pejabat Ukraina sebagai serangan Rusia kota pelabuhan Mariupol yang terkepung di tenggara
Kekhawatiran meningkat atas kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, di mana para pejabat mengatakan lebih dari 1.500 orang telah tewas.
Yulia, seorang guru berusia 29 tahun yang melarikan diri dari Mariupol mengatakan, serangan di sana tidak berhenti, dan banyak mayat di jalan.
"Ada banyak mayat di jalan dan tidak ada yang menguburnya," katanya kepada AFP.
Lebih dari dua minggu setelah Moskwa mengejutkan dunia dengan menginvasi Ukraina, PBB dan lainnya mengatakan, Rusia mungkin melakukan kejahatan perang di kota-kota seperti Mariupol, yang selama berhari-hari diserang oleh pasukan Vladimir Putin.
Para penyintas berusaha melarikan diri dari pemboman Rusia di kota beku yang dibiarkan tanpa air atau pemanas dan kehabisan makanan. Situasinya "putus asa," kata seorang pejabat Doctors Without Borders.
Baca Juga: Pasutri Muslim AS Sukses Singkirkan Islamofobia dengan Buka Kedai Kopi Gratis di Cambridge