Pasutri Muslim AS Sukses Singkirkan Islamofobia dengan Buka Kedai Kopi Gratis di Cambridge

- 12 Maret 2022, 17:36 WIB
Pasutri Muslim AS Sukses Di Film 'The Great Muslim American Road Trip' Singkirkan Islamofobia
Pasutri Muslim AS Sukses Di Film 'The Great Muslim American Road Trip' Singkirkan Islamofobia /ILustrasi/ Pasutri Muslim AS Sukses Di Film 'The Great Muslim American Road Trip' Singkirkan Islamofobia

MEDIA PAKUAN - Saat ini sebagaian warga negara dunia ketakutan dan mendiskriminasi juga kebencian terhadap Islam dan Muslim.

Pada tahun 1997, Runnymede Trust dari Inggris mendefinisikan islamofobia sebagai "rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim,"

Merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan masyarakat serta kebangsaan.

Atas dasar itulah pasangan suami istri (pasutri) asal Amerika Serikat ini memulai perjalan proyek berupa tayangan tentang perjalanan mereka yang mengeksplorasi Islam dan komunitas Muslim di AS.

Baca Juga: Akibat Mempunyai Binatang yang Suka Menakuti dan Melukai Orang Lain, Jamaah ini Menemukan Hal Aneh di Mekah

Melansir dari The Washington Post Mona Haydar dan suaminya, mendirikan stan di Cambridge, Massachusetts dengan papan bertuliskan ‘Bicaralah dengan seorang Muslim’, ‘kopi dan donat gratis’, ‘percakapan gratis’, dan ‘Tanyakan kepada seorang Muslim’, yang mendorong sikap terbuka dan penuh kasih dalam komunitas sehingga tercipta dialog antar beragam komunitas dengan muslim.

Sukses dengan stannya, mereka melanjutkan ke sebuah tayangan film.

Film PBS “The Great Muslim American Road Trip” mengikuti Haydar dan Robins saat mereka melakukan perjalanan dari Chicago ke Los Angeles melalui Route 66 yang bersejarah.

“Ini adalah hasrat kami yang dalam; itu keyakinan dan amalan kami,” kata Haydar.

Baca Juga: Tak Puas Agresinya, Walikota Pelabuhan Selatan Melitopol Diculik Pasukan Rusia

“Dan itu benar-benar terasa seperti pencarian epik untuk belajar dan menemukan petunjuk dan menyatukannya.”

Haydar dan Sebastian berharap film ini akan menjelaskan kehidupan banyak Muslim di AS, tidak hanya selebriti.

“Saya berharap orang-orang menertawakan kami. Kami sangat klise dan kami memiliki lelucon kecil kami … Saya harap itulah yang diambil orang, merasakan hubungan manusia di saat begitu banyak dari kita terisolasi begitu lama,” kata Haydar.

Baca Juga: Tak Puas Agresinya, Walikota Pelabuhan Selatan Melitopol Diculik Pasukan Rusia

Sebastian menambahkan, “Kami benar-benar ingin menggunakan perjalanan itu sebagai lensa untuk sesuatu yang lebih besar. Saya berharap orang-orang dapat melihat cerita itu melalui kami, [dengan] kami sebagai lensa ini atau kaca pembesar ini atau stan refleksi ini, untuk menceritakan kisah sekelompok orang yang sebagian besar telah diabaikan atau difitnah.”

Ada juga beberapa organisasi yang bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang Muslim.

Diantaranya adalah Islamic Networks Group dan Crescent Peace Society yang terbentuk setelah pengeboman Oklahoma City.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah