Menurut surat kabar Israel The Jerusalem Post, Zelensky mengatakan selama konferensi pers mengharapkan dukungan yang lebih besar dari Perdana Menteri Bennett.
"Saya tidak merasa bahwa perdana menteri Israel terbungkus dalam bendera kami," tambah Zelensky.
Baca Juga: Bikin Gempar! Jamaah Umroh Menjerit dan Lepaskan Pakaian di Depan Ka'bah, Ternyata Ini yang Terjadi
Baca Juga: Saking Senang Diberangkatkan Umroh Anak-anaknya, Jamaah Ini Ingin Berfoto: Begini Reaksinya, Unik!
Baca Juga: 30 Tahun Menjadi TKW di Arab Saudi Jadi Kesayangan Majikan, Hanya Ini Sekarang Pekerjaannya
Selama perang Israel terbaru di Gaza, Zelensky menyatakan solidaritas penuh terhadap Israel. Dia turun ke Twitter untuk meratapi tragedi yang seharusnya dialami Israel.
“Langit Israel dipenuhi dengan rudal. Beberapa kota terbakar. Ada korban. Banyak yang terluka. Banyak tragedi manusia,” tweet Zelensky pada 12 Mei, dia sama sekali mengabaikan pemboman Israel di Gaza.
Baca Juga: Malang Sekali! Usai Dilecehkan Saudara Majikan di Arab Saudi TKW Indonesia Ditelantarkan, Ini Kisahnya
“Mustahil untuk melihat semua ini tanpa kesedihan dan kesedihan. Eskalasi harus segera dihentikan demi kehidupan masyarakat,” pungkas Zelensky.
“Mustahil untuk melihat semua ini tanpa kesedihan dan kesedihan. Eskalasi harus segera dihentikan demi kehidupan masyarakat,” pungkas Zelensky.
Tapi kini ia mengisyaratkan rasa frustrasi, kekalutan, ketakutan.
Ukraina dibawah rezim Zelensky ibarat seorang tetangga dengan rumah kecil yang menolak bersahabat dengan tetangga lainnya.
Zelensky seperti menelan buah simalakama setelah tahun lalu mendukung invasi Israel ke Palestina secara terbuka lewat Twitter. Kini, negaranya jadi korban invasi.***