Rusia Putuskan Perang Karena Anggap Ukraina Sebagai Rezim Boneka AS dan Nazi?

- 26 Februari 2022, 10:36 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov /Aa.com.tr/

MEDIA PAKUAN - Keputusan Rusia meluncurkan serangan diduga kuat karena menganggap Ukraina, yang jauh sebelumnya bersatu dengan Rusia, kini telah menjadi rezim boneka AS dan Nazi.

Padahal AS dan Nazi memiliki sejarah buruk alias telah menjadi musuh sejak lama dengan Rusia.

Rusia selama delapan tahun, mempromosikan implementasi perjanjian Minsk 2014, sementara Kyiv (ibukota Ukraina) menyabotase proses dengan dukungan Barat.

Baca Juga: Direbut Rusia, Radiasi Pembangkit Nuklir Ukraina Meningkat Hingga Buat Internasional Prihatin

Lavrov mengatakan tidak ada pihak manapun bahkan secara lisan meminta Kyiv untuk memenuhi perjanjian Minsk.

Yang terjadi adalah upaya menekan Rusia, dan memotivasi pemerintah Ukraina untuk menganiaya semua orang Rusia di Ukraina.

"Jika bahasa Inggris dilarang di Irlandia atau bahasa Prancis di Belgia, apa reaksinya?" tanya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang menuduh Barat menerapkan standar ganda atas apa yang disebut Moskow sebagai penganiayaan Ukraina terhadap etnis lokal Rusia.

"Rakyat Ukraina harus mandiri, harus memiliki pemerintahan yang mewakili semua keragamannya, bebas dari manajemen eksternal, dan selain itu bebas dari manajemen yang mendorong genosida, dan menggunakan Ukraina sebagai alat untuk menahan Rusia," tegasnya.

Baca Juga: Meskipun Gas Alam Dipasok Rusia! Taiwan Ikuti Barat Beri Sanksi Rusia, Su: Mengutuk Tindakan Invansi

Halaman:

Editor: Siti Andini

Sumber: aa.com.tr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah