MEDIA PAKUAN - Amerika Serikat baru-baru ini mengirim 3.000 pasukan lagi ke wilayah Polandia yang sebagai anggota NATO, pengiriman tersebut untuk mencegah invasi Ukraina oleh Rusia.
Sekitar 3.000 pasukan telah dikirim oleh Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Jumat, 12 Februari ke Polandia,
"Pasukan sedang dikerahkan untuk meyakinkan sekutu NATO dan mencegah potensi agresi terhadap sayap timur NATO," kata pejabat Pentagon.
Pengiriman tersebut juga bisa memicu konflik dasyat dan mulainya perang dunia ke-3 walaupun hanya sekedar perbandingan terburuknya saja.
Baca Juga: Gemparkan Umat Muslim Dunia! Minuman Bir Dijual Bebas di Arab Saudi, Ternyata Inilah Penyebabnya
Baca Juga: Ekonomi Terpuruk, Pria Ini Kembali Lagi ke Arab Saudi dalam Keadaan Kurus untuk Cari Uang
Sebagian warga dari AS maupun Inggris yang berada di Ukraina, diperigatkan untuk kembali ke negaranya masing-masing atau meninggalkan Ukraina.
Krisis Ukraina telah muncul ketika musim gugur lalu, di saat Rusia membangun pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Resmi! Muhammadiyah Penetapan Awal 1 Ramadhan 1443 H pada 2 April 2022: Hisab Hakiki Wujudul Hilal
Kejadian memang sempat terjadi saat upaya diplomatik di berbagai dunia meminta Rusia untuk meyakinkan tujuan pembangunan militer di perbatasan Ukraina.
Pembangunan militer tersebut sudah berlangsung ketika pasukan Rusia mengadakan suatu latihan di Belarus dengan dengan hadirnya puluhan ribu pasukan Rusia.
Berbagai negara menuduh Rusia telah melakukan upaya invasi ke Ukraina lalu muncullah konflik besar di dunia tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Berbagai kejadian telah terjadi yang menimpa Rusia, dan membuat Rusia ditempa berbagai kecaman keras oleh dunia dengan sanksi-sanksi keras jika invasi benar terjadi.
Rusia yang sempat terpojok karena tidak didengarkan alasannya hingga munculnya kabar tuduhan invasi oleh Rusia, kali ini Rusia membangun kerjasamanya dengan China.
Kerja sama tersebut hanya berupa bidang ekonomi saja namun kerja sama militer bisa saja terjadi antara Rusia dan China, mengingat AS terus-menerus membuat Rusia geram dengan berbagai tuntutan.
Polandia sempat berkomentar bahwa "Rusia belum pernah terjadi" konflik ketegangan dengan pihak Ukraina, walau pada tahun 2014 wilayah Ukraina diambil oleh Rusia.***