Seiring Ribuan Tentara Bersiaga di Perbatasan, Turki Tak Berharap Perang Rusia Ukraina Terjadi

- 3 Februari 2022, 08:15 WIB
Kondisi terkini di perbatasan antara Rusia dan Ukraina. Dilaporkan Ukraina terus menambah jumlah pasukannya di perbatasan dari 100 ribu menjadi 350 ribu guna mengantisipasi terjadinya perang kedua negara.
Kondisi terkini di perbatasan antara Rusia dan Ukraina. Dilaporkan Ukraina terus menambah jumlah pasukannya di perbatasan dari 100 ribu menjadi 350 ribu guna mengantisipasi terjadinya perang kedua negara. /Istimewa/Reuters
 
MEDIA PAKUAN - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah acara di kota Trabzon, menyampaikan  bahwa negaranya  tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina terjadi.

Melansir Anadolu, 2 Februari 2022, Turki berharap masalah tersebut bisa diselesaikan melalui perundingan damai.
 
 
 
“Kami tidak akan pernah menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina. Ini bukan pertanda baik bagi wilayah tersebut. Sebagai negara NATO, kami tidak menginginkan hal seperti itu, kami tidak menerimanya… Saya harap kami dapat menyelesaikan ini secara damai,” katanya .

Presiden Erdogan menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan kunjungan resminya  ke Turki dalam waktu dekat.
 

Turki pun akan berkunjung ke Ukraina pada bulan ini dan akan membahas permasalahan tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Turki telah mengatakan bahwa dia siap menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Rusia dan Ukraina untuk membantu meredakan ketegangan antara Moskow dan Kyiv.  
 
Baca Juga: Masih Menjomblo, Fadly Faisal Diingatkan Gala Sky : Jangan Cari Cewek Terus!

Menurut presiden Erdogan hubungan antara Turki dan Rusia saat ini merupakan hubungan terbaik pada titik mana pun dalam sejarah,  ini memungkinkan mereka untuk terus meningkatkan hubungan perdagangan secara lebih serius.

Kerjasama Turki dengan Rusia yaitu pada produk-produk strategis utama, terutama berkaitan dengan pasokan gas alam.
 

Proyek bersama antara Ankara dan Moskow adalah Produksi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu, akan dimulai pada 2023'

"Mungkin kita akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kedua dengan Rusia. Energi nuklir, serta gas alam, sangat penting dalam menghubungkan kita satu sama lain. Menurut saya, ini pilar politik luar negeri yang paling penting,” katanya.
 

Walaupun komunitas internasional, khususnya AS, tidak nyaman dengan keputusan Ankara.  Kesepakatan untuk sistem pertahanan rudal S-400 Rusia merupakan langkah penting bagi Turki dan Rusia, tambahnya.*** 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: www.aa.com.tr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x