Network
MEDIA PAKUAN - Sebuah tempat ibadah di Jerman dirusak dengan coretan swastika di salah satu pintunya.
Aksi yang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Peningkatan serangan yang terjadi akhir-akhir ini di Jerman semakin membuat kekhawatiran baru.
Turgut Ulker dari Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama di Jerman mengatakan bahwa serangan serupa terjadi di masjid-masjid di Dortmund bulan lalu.
Dia menuntut pihak berwenang mengambil tindakan segera dan melindungi tempat ibadah kami.
Dia menuntut pihak berwenang mengambil tindakan segera dan melindungi tempat ibadah kami.
Dia akan melanjutkan perjuangan kami melawan rasisme di Dortmund bersama dengan semua lembaga demokrasi.
"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa Dortmund tetap menjadi kota toleransi," katanya.
Di Berlin, polisi mengakui kesalahan mereka yang telah salah menuduh seorang gadis muda selama penyelidikan atas serangan rasis terhadapnya.
Rasisme di Eropa berkembang karena dipicu oleh partai-partai sayap kanan, yang mengeksploitasi ketakutan tentang krisis pengungsi.***
Polisi Jerman telah lama dikritik karena ketidakseriusan dalam menyelidiki serangan rasis dan kejahatan kebencian yang dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan terhadap minoritas agama.
Di Berlin, polisi mengakui kesalahan mereka yang telah salah menuduh seorang gadis muda selama penyelidikan atas serangan rasis terhadapnya.
Dilan Sozeri, 17 menderita luka-luka setelah diserang oleh enam orang di halte trem Greifswalder.
Usai insiden itu, polisi dan beberapa media menyalahkan Sozeri karena memprovokasi serangan dan menyalahkan gadis itu karena tidak mengenakan masker dan berkelahi dengan penumpang di dalam trem.
Baca Juga: Kisah Wanita Gagal Umroh di Tanah Suci Akibat Pendarahan Hebat
Setelah memperlihatkan bukti video di Instagram, polisi mengeluarkan pernyataan bahwa petugas mereka bersalah.
Setelah memperlihatkan bukti video di Instagram, polisi mengeluarkan pernyataan bahwa petugas mereka bersalah.
Rasisme di Eropa berkembang karena dipicu oleh partai-partai sayap kanan, yang mengeksploitasi ketakutan tentang krisis pengungsi.***
