Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Korea Selatan Meningkat, Rumah Sakit Kekurangan Tempat Tidur

- 23 Desember 2021, 20:18 WIB
Ilustrasi Korea Selatan Mengalami Peningkatan Kasus Covid 19
Ilustrasi Korea Selatan Mengalami Peningkatan Kasus Covid 19 /pixabay/Chickenonline

MEDIA PAKUAN-Pemerintah Korea mengeluarkan perintah eksekutif untuk 210 pasien yang telah dirawat di ICU Covid-19 selama lebih dari 20 hari.
 
Perintah tersebut telah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan pada hari Kamis, 23 Desember 2021.
 
Kementerian Korea Selatan mengatakan, sebanyak 71 pasien telah dipindahkan ke ruang ICU non-Covid-19 atau tempat tidur lain yang memberikan perawatan kurang intensif pada hari Kamis, 23 Desember 2021.
Jika pasien tidak mematuhi perintah, maka mereka akan dikenakan denda hingga 1 juta won ($842).
 
Perintah untuk pasien Covid-19 keluar dari unit perawatan intensif dikarenakan rumah sakit terus menghadapi kekurangan tempat tidur yang parah.
 
Perintah pada hari Rabu sore tersebut mengikuti protes dari dokter atas aturan pemulangan ICU selama 20 hari untuk pasien Covid-19 yang sekarang berlaku.
 
Kementerian telah memberi tahu rumah sakit pekan lalu bahwa lama tinggal di ICU untuk pasien Covid-19 akan dibatasi hingga 20 hari. Setelah itu, pasien tidak lagi dibebaskan dari tagihan medis terkait perawatan Covid-19 dan rumah sakit akan kehilangan bantuan.
 
Mengetahui perintah tersebut, para tim medis, termasuk Korean Society of Critical Care Medicine dan Korean Medical Association, langsung mengecam tindakan tersebut
Mereka tidak setuju dengan aturan itu dikarenakan hal tersebut dapat membahayakan keselamatan pasien.
 
Beberapa pasien tidak cukup sehat untuk dipindahkan pada hari ke-20.
Karena sebagian besar bangsal di rumah sakit Korea memiliki banyak tempat tidur, menempatkan pasien Covid-19 yang pulih dalam pengaturan non-isolasi dapat membuat pasien lain terinfeksi.
Sekarang, para Dokter diminta untuk memberikan bukti mengapa seorang pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama dari waktu yang diizinkan oleh pemerintah.
 
Menurut Dr. Eom Joong-sik, seorang spesialis penyakit menular di Pusat Medis Universitas Gachon, meskipun ada sanksi keuangan seperti penarikan bantuan, menindaklanjuti dengan perintah tidak akan selalu layak.
 
Eom Joong-sik juga menambahkan, dia mengerti bahwa ini adalah keputusan masa perang. Tetapi dia juga mengatakan bahwa akan sulit untuk menjalaninya karena mengetahui hal itu dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
 
Pihak kementerian menjelaskan bahwa aturan baru tersebut dimaksudkan untuk meringankan krisis tempat tidur rumah sakit.
Sekitar 80 persen dari semua tempat tidur perawatan intensif Covid-19 ditempati pada Rabu tengah malam.
 
Enam hari sejak jeda pada kembalinya Presiden Moon Jae-in ke skema normal yang hampir tidak meninggalkan batasan, sekali lagi Korea memecahkan rekor kematian akibat Covid-19 pada hari Kamis, 23 Desember 2021.
 
Rabu lalu, melewati angka 100 untuk korban satu hari untuk pertama kalinya, jumlah kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 mencapai 109 jiwa.
Selama seminggu terakhir, rata-rata 71 jiwa meninggal akibat Covid-19 setiap hari.
Sedangkan pada minggu terakhir Oktober, jumlahnya kembali normal, jumlah rata-rata kematian harian adalah 12 jiwa.
 
Menurut data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea yang diajukan ke kantor oposisi utama People Power Party Rep, setidaknya 52 orang meninggal saat menunggu tempat tidur rumah sakit terbuka antara 1 November hingga 1 Desember.***
 
 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: m.koreaherald.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x