Pejuang Taliban Habisi Manajer Stasiun Radio dan Menculik Wartawan di Afghanistan: Pekerja Media Jadi

- 9 Agustus 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi Taliban,  aksi kekerasan menimpa para pekerja media massa. Seornag manajer radio dibunuh dan seorang jurnalistik di Afganistan di bunuh pejuang Taliban
Ilustrasi Taliban, aksi kekerasan menimpa para pekerja media massa. Seornag manajer radio dibunuh dan seorang jurnalistik di Afganistan di bunuh pejuang Taliban /REUTERS/Omar Sobhani.



MEDIA PAKUAN - Pejabat Pemerintah mengatakan, pejuang taliban membunuh seorang manajer stasiun radio afghanistan di Kabul.

Selain itu, mereka menculik seorang jurnalis di provinsi Helmand selatan, Senin, 9 Agustus 2021. Dikabarkan, serangan terbaru dalam barisan panjang pasukan itu akan menargetkan pekerja media.

Sementara itu, pada hari Minggu, sekelompok orang menembak manajer stasiun radio Paktia Ghag, Toofan Omar dan seorang perwira untuk NAI, yang merupakan kelompok hak asasi yang mendukung media independen di Afghanistan.

Baca Juga: Denda Rp5 Miliar Menanti Dinar Candy, Buntut Aksi Protes PPKM Berpakaian Bikini, Azis: Minta Keterangan Ahli

"Omari dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal...dia adalah orang liberal...kami menjadi sasaran karena bekerja secara independen," kata kepala NAI, Mujeeb Khelwatgar.

Para pejabat Kabul menduga, serangan itu dilakukan para pejuang Taliban.

Sebelumnya pada bulan lalu, NAI melaporkan, setidaknya 30 wartawan dan para ekerja media tewas, terluka dan diculik oleh kelompok-kelompok militan di Afghanistan tahun ini.

Baca Juga: Kulit Tetap Sehat dengan Bersihkan Wajah di Pagi Hari

Selain itu, pada hari Minggu, para pejabat mengatakan, di provinsi Helmand selatan, pejuang Taliban telah menangkap seorang jurnalis lokal Nematullah Hemat, dari rumahnya di Lashkar Gah, ibukota provinsi.

"Sama sekali tidak ada petunjuk di mana Taliban telah mengambil Hemat, kami benar-benar dalam keadaan panik," kata kepala saluran TV swasta, Razwan Miakhel, Gharghasht TV tempat Hemat bekerja.

Sementara itu, juru bicara Taliban mengaku kepada media bahwa dia tidak mengetahui informasi apa pun tentang pembunuhan di Kabul atau jurnalis yang diculik di Helmand.

Baca Juga: Sebelum Pandemi Covid-19, 7 Tradisi Sering di Lakukan Umat Islam Indonesia Menyambut 1 Muharam

Untuk mengamankan para jurnalis Afganistan, dan pekerja media lainnya, koalisi organisasi berita Afghanistan telah menulis surat kepada Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin di Dewan Perwakilan Rakyat, mendesak mereka untuk memberikan visa imigrasi khusus.

Selama akhir pekan ini, taliban telah merebut tiga kota bagian utara dan mengancam akan merebut lebih banyak lagi.***






Editor: Ahmad R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x