Terjadinya kebangkitan warga Yahudi ini dipicu pada tahun 2017 ketika Noy Shitrit, seorang perempuan muda Yahudi dari Israel selatan, masuk Islam dan menikah dengan seorang Arab Israel.
Kisah Noy membuat kelompok Lehava terusik karena pria yang menikahinya ternyata kasar. Anggapan Lehava.
"Banyak dari gadis-gadis ini (yang akhirnya pindah agama) berasal dari latar belakang bermasalah. Beberapa tertarik pada perhatian yang dia berikan padanya, yang lain terpesona oleh hadiah. Hubungan ini selalu dimulai dengan 'wow' tetapi semuanya berakhir dengan masalah," katanya.
Lehava menganggap para gadis Yahudi yang pindah agama melalui pernikahan campuran tersebut sebagai pihak "yang tersesat".
Baca Juga: Jadikan Harry Kane Pemain Termahal Dunia, Manchester City Gigit Jari
Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa pada tahun 2005, Anat bersama suaminya mendirikan oraganisasi Lehava.
Menurut Anat, selain membantu para "petobat" menemukan jalan kembali ke Yudaisme, organisasi ini juga dikenal membantu anak-anak muda dari latar belakang bermasalah untuk berintegrasi ke dalam masyarakat.
Mereka juga membantu perempuan yang mengalami pelecehan fisik atau sosial untuk kembali ke kehidupan normal.
Baca Juga: Datangkan Cristiano Ronaldo, Pep Guardiola Optimis Manchester City Kalahkan PSG dan MU
Sekarang, Anat mengklaim dia menerima lima permintaan bantuan setiap hari. Beberapa berasal dari wanita, yang "bertobat" dan yang ingin mencari jalan keluar.