MEDIA PAKUAN - Seorang pejabat senior mengatakan, staf Taiwan yang bekerja di kantor perwakilan di Hong Kong akan mulai meninggalkan kota yang dikelola China pada Minggu, setelah pemerintah di sana menuntut para pejabatnya menandatangani dokumen yang mendukung klaim Beijing atas Taiwan.
Hong Kong telah lama menjadi rebutan antara Teipei dan Beijing, terutama setelah Taiwan mengecam undang-undang keamanan yang diberlakukan di Hong Kong oleh Beijing dan mulai menyambut warga Hong Kong untuk menetap di pulau itu.
Wakil sekretaris jenderal Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan, Lin Fei-fan, mengatakan hanya staf lokal yang akan tetap berada di kantor.
"Ini karena Partai Komunis China dan pemerintah Hong Kong terus memaksa personel kami yang ditempatkan di Hong Kong untuk menandatangani 'surat komitmen satu China' untuk mengakui 'satu China'," kata Lin di halaman Facebook miliknya.
"Sebagai prasyarat politik untuk pembaruan visa, kami tentu saja tidak akan menerimanya!" katanya.
China yang memperlakukan secara demokratis menganggap Taiwan sebagai bagian dari "satu China" dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Baca Juga: Produksi Ulang Album Red, Taylor Swift Akhirnya Umumkan Tanggal Rilis
Sementara itu, Lin mengatakan, Taiwan tidak akan pernah menyetujui dan menerima "satu China" atau "satu negara, dua sistem".