Hal ini menandai kembalinya AS dalam upaya mengatasi krisis iklim global setelah sebelumnya Donald Trump menyatakan mundur dari upaya tersebut.
Digelarnya konferensi tingkat tinggi (KTT) ini adalah untuk mendesak upaya negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia agar mengawal tujuan penting Perjanjian Paris dalam membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.
Negara-negara tersebut diharapkan meluncurkan rencana aksi iklim nasional yang baru, yang disebut sebagai Nationally Determined Contributions atau NDC's.
Atas prakarsa yang dipimpin AS yang memainkan peran utama dalam mewujudkan Perjanjian Paris. Selain itu dalam peringatan Hari Bumi KTT juga akan kembali berkumpul di Forum Ekonomi Utama (MEF) membahas tentang Energi dan Iklim.
Para pemimpin negara-negara tersebut akan berpartisipasi dalam agenda tersebut, termasuk negara-negara yang menunjukkan kepemimpinan kuat terkait isu perubahan iklim, terutama yang rentan terhadap dampak perubahan iklim maupun yang memiliki peta jalan inovatif menuju ekonomi bersih.***