MEDIA PAKUAN - Sebuah kelompok aktivis Myanmar, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, mengatakan pasukan keamanan telah membunuh 710 pengunjuk rasa sejak penggulingan pemerintah Suu Kyi.
Sebelumnya Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya khawatir tindakan keras militer terhadap protes.
Dia juga mengatakan tindakan yang dilakukan militer berisiko meningkat menjadi konflik sipil seperti yang terlihat di Suriah dan meminta penghentian "pembantaian" tersebut.
Sementara itu, Para pengunjuk rasa Myanmar pro demokrasi, berjanji akan melakukan protes seminggu ini untuk mempertahankan tekanan kepada militer selama liburan.
Baca Juga: BLT UMKM 2021 Akan Cair Namun NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id Segera Cek Penyebabnya
Untuk melancarkan rencana itu, para pengunjuk rasa mendesak orang-orang Myanmar tahun ini untuk melakukan protes simbolis dari awal liburan pada Selasa.
Protes yang dilakuakn termasuk dengan melukis penghormatan tiga jari yang digunakan oleh para demonstran di pot tradisional Thingyan yang diisi dengan bunga, yang biasanya dipajang pada saat ini.