Peringati Hari Libur Thingyan, Pengunjuk Rasa Myanmar Gelar Aksi Berdarah

- 14 April 2021, 13:45 WIB
Ilustarsi Myanmar kudeta
Ilustarsi Myanmar kudeta /Pixabay. Com/

MEDIA PAKUAN - Para pengunjuk rasa anti kudeta Myanmar kembali melakukan protes berdarah dengan memercikkan cat warna merah di hari libur ke-dua, Rabu, 14 April 2021.

Menurut gambar yang tersebar di media sosial, para pengunjuk rasa pro demokrasi Myanmar menyerukan apa yang mereka sebut sebagai serangan cat berdarah dan orang-orang menanggapi dengan menyemprotkan cat warna merah di jalanan, memberikan tanda di luar kantor pemerintah dan di kaus polos.

Sementara itu, beberapa orang berkumpul dan berbaris dan menyerukan pembebasan pemimpin pemerintah yang dikudeta Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta 1 Februari, hal itu yang merupakan titik awal kericuhan di Myanmar memansa.

Denga berbagai tuduhan yang menimpanya, termasuk melanggar tindakan rahasia resmi, Sehingga Suu Kyi dipenjara selama 14 tahun. Tetapi pengacaranya, membantah semua tuduhan itu.

Baca Juga: Tandai Kalender! Ini Hari Cuti Bersama di 2021 Selain Cuti Tahunan yang Telah Ditetapkan Jokowi

Baca Juga: Iming-imingi Blokir Akses China, Perusahaan Chip Taiwan Sepakati Aturan AS

"Tolong selamatkan pemimpin kami - masa depan - harapan," baca tanda dengan gambar Suu Kyi yang dipegang oleh seorang wanita muda yang berbaris di kota Mandalay.

Liburan Thingyan yang merupakan liburan akhir tahun selama lima hari, yang dimulai pada hari Selasa tetapi para aktivis pro-demokrasi membatalkan perayaan itu. Biasanya mereka meyiram kan air di jalanan, namun mereka kali ini fokus untuk melawan jendral yang mengkudeta.

Hal ini merupakan kedua kalinya berturut-turut perayaan tahun baru dibatalkan, yang sebelumnya karena pandemi Covid-19.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 710 warga sipil telah tewas oleh pasukan keamanan sejak awal kudeta 1 Februari.

Kudeta tersebut juga menghidupkan kembali permusuhan yang telah lama terpendam anta militer Myanmar dan pasukan etnis minoritas yang memperjuangkan otonomi di perbatasan.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x