Konflik Masih Berlanjut di Myanmar, PBB Khawatir Bernasib Seperti Suriah

- 14 April 2021, 05:04 WIB
Demonstrasi di Myanmar.
Demonstrasi di Myanmar. /Athit Perawongmetha

MEDIA PAKUAN-Tindakan keras militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa sejak kudeta 1 Februari 2021 berisiko meningkat menjadi konflik sipil seperti di Suriah.

Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  khawatir dan meminta penghentian "pembantaian", tersebut.

Setidaknya 3.080 orang telah ditangkap dan ditahan kata pernyataan Komisaris Tinggi PBB Michelle Bachelet, selain itu, ada laporan 23 warga sipil telah dijatuhi hukuman mati dalam persidangan tertutup.

Baca Juga: Pengunjuk rasa Myanmar Batalkan Perayaan Tahun Baru dan Protes Diam-Diam

"Saya khawatir situasi di Myanmar sedang menuju konflik besar. Negara tidak boleh membiarkan kesalahan mematikan di masa lalu di Suriah dan di tempat lain terulang," kata Bachelet.

Sementara itu, Para pengunjuk rasa Myanmar pro demokrasi, berjanji akan melakukan protes seminggu ini untuk mempertahankan tekanan kepada militer selama liburan terpenting negara tersebut, di mulai pada hari Selasa.

Thingyan merupakan liburan tahun baru selama  lima hari di Myanmar, yang biasanya dirayakan dengan doa, pembersihan patung Buddha di kuil, dan penyiraman air di jalan-jalan.

Untuk melancarkan rencana itu, para pengunjuk rasa mendesak orang-orang Myanmar tahun ini untuk melakukan protes simbolis dari awal liburan pada hari Selasa, termasuk dengan melukis penghormatan tiga jari yang digunakan oleh para demonstran di pot tradisional Thingyan yang diisi dengan bunga, yang biasanya dipajang pada saat ini.

Baca Juga: Australia Hentikan Penyuntikan AstraZeneca Lantaran Hal Ini

Halaman:

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x