Kematian Warga Sipil Meningkat , Pengunjuk Rasa Mynamar Lakukan ini

- 31 Maret 2021, 15:32 WIB
Warga Myanmar
Warga Myanmar /Reuters/

MEDIA PAKUAN-Sedikitnya 521 warga sipil tewas sejak kudeta yang dilakukan militer terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Unjuk rasa anti kudeta Myanmar masih berlangsung dan kali ini dengan acara menyalakan lilin dan protes fajar untuk perlawanan.

Kelompok advokasi melalui media dan foto di media sosial mengatakan, delapan orang meninggal duna ketika ribuan orang ke luar untuk berbaris di beberapa kota di Myanmar. 
Baca Juga: KEJAM!, Militer Myanmar Membunuh 510 Orang Warga Sipil , Demostran Terus Maju Tolak Menyerah
Sementara itu, menurut laporan media setempat, ada juga protes baru yang diterangi dengan lilin yang melanggar jam malam di Myanmar, dan setidaknya satu pawai fajar oleh para demonstran, Rabu, 31 Maret 2021.

Myanmar mulai kacau ketika kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap Aung San Suu Kyi dan menerapkan kembali kekuasaan militer setelah satu dekade langkah tentatif menuju demokrasi.

Bentrokan juga terjadi di daerah perbatasan, dan pengungsi memenuhi perbatasan.

Selain itu, kelompok pemberontak Persatuan Nasiona Karen yang beroperasi antara perbatasan timur dengan Thailand, mengatakan pihaknya bersiap untuk serangan besar pemerintah.

Kelompok tersebut mendesak komunitas internasional, khususnya negara Thailand yang merupakan negara tetangga, untuk membantu orang-orang Karen melarikan diri dari "serangan gencar" militer Myanmar dan menyerukan pemutusan hubungan dengan pihak junta untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

Baca Juga: Hukuman! Amerika Serikat Tangguhkan Kerjasama Perdagangan dengan Myanmar

Sementara Grup Berita Kachin mengatakan, pada pukul 03.00 waktu setempat, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), yang merupakan kelompok pemberontak di utara, menyerang kantor polisi di negara bagian Kachin.

Pawai Fajar juga terjadi di Moegaung di Kachin, kata kantor berita melaporkan, Rabu, 31 Maret 2021.

Sementara itu, juru bicara junta dan polisi Myanmar tidak menjawab telepon untuk dimintai komentar.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x