Rekor Baru! 90 Demonstran Anti Kudeta Tewas dalam Satu Hari, Dibantai oleh Junta Militer Myanmar

- 28 Maret 2021, 08:45 WIB
Rekor Baru! 90 Demonstran Anti Kudeta Tewas dalam Satu Hari, Dibantai oleh Junta Militer Myanmar
Rekor Baru! 90 Demonstran Anti Kudeta Tewas dalam Satu Hari, Dibantai oleh Junta Militer Myanmar /REUTERS/Stringer/REUTERS

 

MEDIA PAKUAN - Rekor baru dari demonstran anti kudeta yang tewas dibantai oleh junta militer Myanmar, yang dimana korban mecapai 90 jiwa dalam satu hari.

Pembunuhan pengunjuk rasa anti kudeta itu terjadi di 40 lokasi yang berbeda-beda oleh junta militer Myanmar.

Hari tersebut merupakan hari yang sangat berdarah bagi pengunjuk rasa anti kudeta.

Dalam satu hari, puluhan demonstran ditembak mati junta militer dan polisi Myanmar.

Baca Juga: Pastikan Tak Impor Beras hingga Juni 2021, Jokowi: Thailand dan Vietnam untuk Berjaga-jaga

Keterangan tersebut berdasarkan lansiran Media Pakuan dari situs Reuters pada Minggu, 28 Maret 2021.

Dari 90 orang yang tewas itu, terdapat juga beberapa anak-anak yang menjadi korbannya.

Penjelasan dari salah satu warga setempat, militer Myanmar membunuh para pengunjuk rasa seperti burung atau ayam.

Kematian para demonstran anti kudeta itu terjadi di beberapa kota besar seperti Magway, Mogok, Kyaukpadaung dan Mayangone.

Baca Juga: Cek Polri.go.id Inilah Tata Cara Pendaftaran Bintara Polri 2021

Sementara itu, menurut kantor berita BBC Burma, ada 114 demonstran meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.

Tewasnya para demonstran itu ketika mereka melakukan aksi anti kudeta, pada saat perayaan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar.

Maka dari itu, tentara Myanmar tidak segan-segan lagi membunuh mereka.

Menurut data dari AAPP, sudah ada 400 lebih korban yang tewas oleh kekejaman militer Myanmar.

Baca Juga: Update! Klasemen dan Top Skor Sementara Piala Menpora 2021, Setelah Persija Bantai Borneo FC 4-0

Dari pihak junta belum memberikan keterangan apapun atas pembataian yang dilakukannya kepada mereka.

Pada pidato yang disampaikan oleh Jenderal Min Aung Hlaing menjelaskan tentang, maksud mereka merebut kekuasaan.

Min Aung Hlaing memaparkan, mereka sudah melanggar hukum, karena pemimpin Ms Suu Kyi dipilih secara demokratis bersama dengan partainya.***

Editor: Holis Sindy Sauri

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah