Berdalih Melindungi Peran Internasional, China Ubah Sistem Pemilu Hong Kong

- 9 Maret 2021, 15:50 WIB
 Ilustrasi Bendera China
Ilustrasi Bendera China /Pixabay/glaborde7/

MEDIA PAKUAN-Beijing berencana mengubah sistem pemilihan umum Hong Kong guna melindungi peran internasional kota tersebut. Hal itu dikatakan seorang pejabat senior China.

Perubahan yang diusulkan untuk dirubah merupakan permasalahan internal China kata Wakil Komisaris Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong Song Ru'an.

Song Ru'an mengatakan hal itu diperlukan untuk "menutup celah dan kekurangan yang jelas" dalam sistem politik kota.
Baca Juga: Redam Keributan 'Berdarah' Pendemo, Pemerintah Afrika Bebaskan Senegal Ousmane Sonko
Diharapkan kepada Parlemen stempel karet China, Kongres Rakyat Nasional (NPC), menyetujui sebuah resolusi pada hari Kamis yang akan mengurangi perwakilan demokratis di lembaga-lembaga Hong Kong dan memeriksa semua kandidat untuk "patriotisme."

Langkah tersebut akan mendorong ukuran dan komposisi badan legislatif Hong Kong dan komite pemilihan memilih kepala eksekutif lebih jauh dalam mendukung tokoh-tokoh pro Beijing.

Selain itu, panitia juga akan diberi wewenang untuk memilih banyak legislator.

Hal tersebut "semata-mata urusan internal China tentang bagaimana merancang dan meningkatkan sistem," kata Song,

"Kekuatan destabilisasi" telah memanfaatkan "celah" di masa lalu, tambahnya.

Sementara itu, para kritikus mengecam langkah-langkah Beijing tersebut sebagai akhir dari mimpi demokrasi di bekas jajahan Inggris itu, yang konstitusinya menyatakan hak pilih universal sebagai tujuannya.

Perubahan pada sistem pemilu tersebut, mengikuti serangkaian kemauan Beijing untuk menekankan kembali kendalinya sebagai kota paling bergolak di China.

Baca Juga: Indonesia dan China akan Produksi Vaksin Corona untuk Memenuhi Kebutuhan Regional

Pada Juni 2020, China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang luas, pada sejak itu pihak berwenang menangkap sebagian besar politisi dan aktivis oposisi terkenal karena melanggar undang-undang baru atau terkait dengan protes 2019.

China ingin menciptakan sistem  pemilihan "demokratis" baru yang sepenuhnya akan menghormati hak-hak demokrasi publik, kata Song. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x