MEDIA PAKUAN - Usai sang kekasih Mya Thwate Thwate Khaing ditembak mati tentara Myanmar, sang lelaki berambisi untuk meneruskan perjuangannya.
Selain itu, sang lelaki yang bernama Hein Yar Zar rela ditato di dada kirinya dengan potret sang kekasih.
Perlu diketahui, Mya adalah korban pertama yang mati di tangan tentara atau militer Myanmar, ketika sedang aksi demo.
Baca Juga: Kudeta Myanmar Berlanjut Berdarah, Ribuan Wanita Lakukan Aksi
Usai ditembak, Mya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun berselang 10 hari, ia harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Maka dari itu, Hein sangat berambisi sekali melanjutkan perjuangan kekasihnya dalam berdemonstrasi.
"Saya ditato potret dirinya, sebab saya sangat merindukannya, itu akan menjadi sebuah kenangan tidak terlupakan," kata Hein, seperti dilansir Media Pakuan dari Strait Times, pada Senin, 8 Maret 2021.
Baca Juga: Soal Kudeta, Politisi Partai demokrat Dede Yusuf Tegaskan AHY Ketua Umum yang Sah
Lebih menyedihkannya lagi, meninggalnya Mya sangat mendekati ulang tahunnya dan sudah banyak sekali hal-hal yang akan dilakukan bersamanya.
Sang Kekasih ditembak, ketika ia sedang menunjukan poster anti-kudeta kepada para militer Myanmar.
Selain di dada kirinya, Hein juga menunjukkan tato di salah satu tangannya bertuliskan 'Bersama Selamanya'.
Baca Juga: Peringati Hari Wanita Sedunia, Polwan Polres Sukabumi Kota Berbagi Sembako
Tato-tato tersebut akan menjadi kenangan baginya dan sebagai penyemangat dalam hidupnya.
Hein mengakui tidak akan ada wanita seperti dia lagi di dunia ini yang bisa menggantikannya.
Kata-kata terakhir yang Hein, ia ingin terus berjuang dan meneruskan perjuangan sang kekasih idaman.***