AS Tak Mau Terlibat, Jerman & Rusia Tetap Berkomitmen Pada Perjanjian Kontrol Senjata Open Skies

- 23 November 2020, 12:32 WIB
Ilustrasi Perjanjian Open Skies
Ilustrasi Perjanjian Open Skies /Doc. armscontrol.org/

MEDIA PAKUAN - Pengunduran diri AS dari Perjanjian Open Skies ternyata sangat disesalkan. Meski AS tak mau terlibat, Jerman dan Rusia akan tetap berkomitmen pada perjanjian kontrol senjata internasional yang telah ditetapkan itu.

Rusia juga mengatakan akan mencari jaminan tegas bahwa negara-negara yang tersisa dalam perjanjian itu memenuhi perjanjian mereka.

"Kami sangat menyesalkan bahwa AS memutuskan untuk mengambil langkah ini, Pendirian kami terhadap perjanjian itu tidak berubah. kami melihatnya sebagai bagian penting dari arsitektur kendali senjata," ujar Menteri Luar Negeri Heiko Maas dalam sebuah pernyataan yang dikutip Media Pakuan dari Xinhuanet.com.

Baca Juga: Tunjukan Sistem Kekebalan Manusia, Peneliti Australia Buat Vaksin Covid-19 Jangka Panjang

Menteri juga mengatakan bahwa Jerman berkomitmen pada upaya untuk merombak perjanjian tersebut guna meningkatkan perannya dalam membangun kepercayaan di antara anggotanya.

AS memberikan pemberitahuan kembali bahwa mereka telah resmi dalam enam bulan ini meninggalkan perjanjian.

Perjanjian tersebut, yang berlaku efektif sejak tahun 2002, memungkinkan 34 Pihak Negara untuk melakukan penerbangan pengintaian di seluruh wilayah negara lain untuk mengumpulkan data tentang kekuatan dan kegiatan militer.

Baca Juga: Jembatan Padma Bangladesh Hampir Rampung 100 Persen, Insinyur Tiongkok: 5.700 Meter Lagi!

Perjanjian itu bertujuan untuk membangun kepercayaan dan keakraban di antara Negara-negara pihak melalui partisipasi mereka dalam penerbangan overflights.

"Kami akan mencari jaminan tegas bahwa negara-negara yang tersisa dalam Perjanjian Open Skies akan memenuhi kewajiban mereka, pertama, memastikan kemungkinan mengamati seluruh wilayah mereka dan, kedua, memastikan bahwa bahan-bahan penerbangan observasi tidak akan dialihkan kepada ketiga negara yang bukan peserta perjanjian," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, Minggu.

Baca Juga: Ramah Lingkungan dan Anti Covid-19, Arsitektur Kuba Rubah Semua Tatanan Kota

Mentri pun menegaskan jika peserta lain benar-benar ingin perjanjian itu terus berjalan, dan Rusia tetap menjadi negara anggota perjanjian.

Maka mereka harus tetap tanpa penundaan, secara serius memikirkan apa yang harus dilakukan untuk meredakan kekhawatiran Rusia.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Xinhuanet


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah