Perancis Tak Mau Menyerahkan Niger Tanpa Perlawanan, Ini Alasannya !

4 Agustus 2023, 14:22 WIB
Pendukung pasukan pertahanan dan keamanan Nigeria berunjuk rasa di Niamey, Niger 3 agustus 2023 /Tangkapan layar

 

MEDIA PAKUAN - Kudeta di Niger mengejutkan AS bersama Eropa karena beberapa fakta yang menarik diantaranya menuntut Perancis keluar dan menyambut Rusia di negara itu. Negara-negara Afrika saat ini telah meningkatkan ruang politik dan pilihan untuk mengusir pengaruh Barat dan berpaling pada kekuatan Rusia.


Namun Italia memastikan bahwa tidak menemukan keterlibatan Rusia dalam pengulingan kekuasaan Presiden Mohamed Bazoum yag didukung oleh Barat.


Niger merupakan negara yang terkurung daratan, miskin dan selalu dilanda perang, namun negara ini kaya akan bahan mentah.

Ekspor utama Niger adalah emas, uranium, batu bara, bijih besi, timah, fosfat, minyak bumi, molibdenum, garam, gips dan lainnya. Niger merupakan negara yang memasok sekitar 24% uranium ke negara-negara Uni Eropa.


Penguasa militer Niger telah mengumumkan larangan ekspor uranium ke Perancis, dimana lebih dari 50 persen bijih uranium yang diekstraksi dari Niger digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir Perancis.

Warga Niger yang juga mendukung  pasukan pertahanan dan keamanan Niger juga  menyerukan untuk memperjuangkan kebebasan negara dan menolak campur tangan asing.

 

Karena alasan inilah Perancis tidak mau menyerahkan Niger tanpa perlawanan, karena kemungkinan besar China akan mendapatkan keuntungan sumber daya yang dimilikinya.


Di era unipolaritas AS, negara-negara Afrika yang terkesan miskin dan tidak stabil, banyak negara Afrika terpaksa bergantung pada eks penjajah dan AS untuk memperoleh bantuan.


Namun kali ini lingkungan geopolitik telah berubah dan ditentukan oleh persaingan AS dan sekutunya melawan China dan Rusia.


Afrika memiliki pilihan lain yang memungkinkan mereka memaksimalkan otonomi dan ruang politik mereka sendiri daripada memenuhi kondisi ideologis negara lain.


Contohnya adalah Afrika dilaporkan semakin mengandalkan Grup Wagner Rusia untuk menjaga keamanan daripada bantuan Barat, sementara itu inisiatif Belt and Road China juga mengisyaratkan bahwa negara-negara Afrika tidak dapat lagi dieksploitasi oleh organisasi seperti IMF.


Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) telah memberlakukan sanksi ekonomi dan keuangan dan mengancam para pemimpin kudeta Niger akan menghadapi kekuatan militer jika tidak membebaskan Presiden yang digulingkan dalam waktu tujuh hari.


Perancis dan AS menyambut baik keputusan yang diambil oleh kepala negara ECOWAS untuk mengembalikan konstitusional di Niger di bawah Presiden Mohamed Bazoum.


Anggota ECOWAS yang dikendalikan oleh AS dan Perancis yaitu Nigeria, Senegal, dan Pantai Gading telah menyatakan bahwa mereka akan membantu Operasi Militer melawan Niger.


Namun disisi lain negara yang sudah non aktif dari ECOWAS yaitu Burkina Faso, Mali, dan Guinea serta Aljazair yang bukan anggota, menyatakan dukungan untuk Niger, siap melawan ancaman militer apa pun untuk melindungi masa depan kawasan ini.

 
Penguasa baru Niger bertekad untuk membentuk hubungan yang lebih dekat dengan Rusia, yang bisa menjadi penjamin keamanan yang baru dan tidak terlalu rumit.


Sementara China biasanya memberikan bantuan ekonomi dan infrastruktur kepada negara-negara Afrika, serta jaminan non-intervensi dan dukungan untuk kedaulatan nasional.

Niger saat ini dilaporkan telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Perancis, Nigeria, Togo dan AS.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Twitter RT

Tags

Terkini

Terpopuler