Warga Menolak Terhadap Rezim, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab akhirnya Tumbang

11 Agustus 2020, 14:56 WIB
Kerusuhan di lebanon /

MEDIA PAKUAN-Ledakan hebat mengguncang Pelabuhan Beirut, di ibu kota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang. Otoritas setempat menyebutkan ditemukan 2.750 ton amonium nitrat, bahan yang mudah terbakar dan meledak di sekitar lokasi kejadian.

Baca Juga: Wayang Sukuraga Sukabumi Tembus Mancanegara.

Akibat kejadian itu, diketahui lebih dari 100 orang tewas dan setidaknya 4.000 lainnya mengalami luka-luka.dikutif dari Al Jazeera.

Pasca peledakan bom Pemerintah Lebanon diterpa berbagai macam tekanan dari warga, membuat sebagian pejabat memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, akhirnya mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Lebanon Michel Aoun pada Senin, 10 Agustus 2020.

Baca Juga: Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual, Youtuber Turah Parthayana Tempuh Jalur Hukum

Pengunduran diri Hassan Diab diumumkan di tengah kemarahan rakyat yang menyeruak atas ledakan mematikan di Pelabuhan Beirut, Lebanon .

Rakyat menuding kelalaian pemerintah dan korupsi para elite politik selama puluhan tahun adalah penyebab ledakan itu. "Hari ini kami mendengarkan rakyat dan tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban atas bencana yang telah tersimpan selama tujuh tahun," kata Hassan Diab dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Kejahatan ini adalah hasil dari korupsi yang lebih besar dari negara ini," ucap Diab dalam pengunduran dirinya, dikutip dari Al Jazeera

Baca Juga: Tahukan Bahwa Tanaman ini Bisa Membersihkan Ruangan

dan dilansir dari Pikiran-Rakyat.com
"Saya nyatakan pemerintahan ini mundur, semoga Tuhan melindungi Lebanon," ucapnya sebanyak tiga kali.Kemarahan warga Lebanon menjadi pemicu tumbangnya rezim Perdana Menteri Hassan Diab.

Warga Lebanon beramai-ramai melakukan demonstrasi menuntut agar pemerintah mau bertanggung jawab atas krisis dan ledakan yang membuat mereka menderita selama ini.

Demonstrasi diperparah dengan adanya kerusuhan antara para demonstran dan polisi, yang membuat 728 luka-luka dan satu petugas kepolisian tewas.Bentrokan terjadi selama berhari-hari, pasca ledakan di Beirut.

Baca Juga: Terkait Kasus Dugaan Penyebaran Berita Bohong, Musisi Anji Hadiri Penggilan Polda Metro Jaya

Kelompok pemuda meminta agar pemerintah berhenti untuk menembakkan proyektil di pusat kota Beirut, dan pengunjuk rasa berusaha untuk menerobos barisan berikade yang menghalangi akses menuju gedung parlemen. Kebakaran terjadi di tempat kejadian.

Polisi diperlengkapi dengan baju anti huru-hara pun menembakkan gas air mata menjelang malam, membuat kerusuhan serupa terjadi di sejumlah tempat selama protes berlangsung pada Sabtu lalu.Dikutip dari France24,

Baca Juga: Hukum Islam Anak Kecil Melakukan Jual Beli, ES Krim Sahkah?

Salah satu pengunjuk rasa Najib Farah (35) sempat mengungkap kemarahannya kepada pemerintahan Hassan Diab dan Michel Aoun.

"Ada kebencian dan darah antara kami dan otoritas kami. Orang-orang ingin balas dendam. Pemerintah saya membunuh rakyat, mereka korupsi, sekarang merekalah penjahatnya," ujar farah.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler