Polemik Laut China Selatan Masih Panjang, Tiongkok Murka dengan Aksi AS Kali Ini

8 Agustus 2020, 19:39 WIB
AS ancam lakukan balasan jika Tiongkok melanggar kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan. / PIXABAY /

MEDIA PAKUAN - Polemik Laut China Selatan (LCS) masih berlanjut hingga kini, membuat Menteri Pertahanan Tiongkok, Wei Fenghe dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper melakukan komunikasi via telepon pada Kamis (6/7/2020).

Berdasarkan laporan dari laman SCMP, mereka mengungkap perselisihan antara Tiongkok dengan Taiwan atas Laut China Selatan yang baru-baru ini memanas.

Dalam panggilan telepon tersebut Wei Fenghe menyatakan bahwa Beijing merasa frustasi karena sikap Washington. Namun mereka sepakat akan mempertahankan kontak untuk menghindari risiko bentrokan militer.

Baca Juga: Tewaskan 18 Orang, Pesawat India Jatuh dan Terbelah Menjadi Dua

Komunikasi itu tercipta satu hari setelah operasi malam yang dilakukan oleh pesawat pengintai AS di perairan dekat Provinsi Guangdong.

Menurut keterangan pihak Tiongkok, militer AS telah membuat langkah besar yang membuat militer di negaranya sempat khawatir.

"Militer AS telah membuat langkah besar di Laut China Selatan baru-baru ini. Mereka bahkan mengirim pesawat terbang sangat dekat dengan Guangzhou pada malam hari," ujar sumber tersebut.

Baca Juga: (VIDEO) Berjibaku! Personil Polisi dan Warga, Bersihkan Sampai Cimandiri

Ia menambahkan bahwa tindakan AS dianggap cukup provokatif yang dapat menyulut peperangan.

"Tindakan seperti itu dapat didefinisikan sebagai provokasi yang serius," tambahnya.

Dalam panggilan telepon yang dilakukan oleh kedua menteri pertahanan dan berlangsung selama 90 menit tersebut, Esper menyuarakan keprihatiannya tentang aktivitas militer Tiongkok di perairan Laut China Selatan khususnya sekitar Taiwan.

Baca Juga: Seni Tatto di Klaim Seni Tertua di Dunia

Ia sempat meminta Tiongkok untuk mematuhi aturan internasional yang selama ini berlaku. Sebaliknya, Wei menyatakan bahwa posisi Tiongkok dalam masalah tersebut merupakan hasil dari tindakan Amerika Serikat terhadap negaranya.

Wei mendesak agar AS lebih mengontrol risiko maritim dan memikirkan kembali setiap langkah agar tidak meningkatkan ketegangan.

Percakapan itu terjadi karena hubungan kedua negara diketahui telah terpecah sejak polemik Laut China Selatan muncul.

Baca Juga: Vaksin Covid-19,Produksi Bio Farma Diberikan Secara Gratis Kepada Warga Tidak Mampu

Amerika Serikat hingga kini masih menolak hak kedaulatan Tiongkok di Laut China Selatan pada bulan lalu, sehingga melakukan operasi kapal induk di perairan tersebut sebagai salah satu tanggapan.

Prakarsa Penyelidikan Situasi Strategis Laut Cina Selatan menyatakan bahwa sebuah think tank yang berbasis di Beijing mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam jumlah pesawat pengintai militer AS di perairan tesebut.

Terkadang, kurang dari 100 Km dari Guangdong, think tank menemukan adanya pesawat pengintai AS yang beroperasi.

 

Jumlah tersebut pun dilaporkan meningkat dalam dua bulan terakhir sehingga pihak Tiongkok merasa terancam.

Bahkan, terdapat serangan mendadak yang dilakukan oleh pesawat pengintai E-8C milik AS di dekat Guangdong pada Rabu, 5 Agustus 2020.

Menurut seorang ahli angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie mengatakan bahwa operasi malam oleh E-8C yang dekat dengan pantai Tiongkok 'sangat sensitif'.

 

"Itu menandakan kemungkinan serangan diam-diam oleh militer AS terhadap Tiongkok, oleh karena itu Tiongkok harus meminta AS untuk mengklarifikasi," ujarnya.

Ia menilai bahwa percakapan yang dilakukan oleh kedua negara kemungkinan tinggi dapat meredam bentrokan.

"Pembicaraan dapat memungkinkan kedua belah pihak untuk meletakkan garis bawah masing-masing dan posisi yang dapat membantu mencegah bentrokan," tambahnya.

 

Pentingnya memelihara komunikasi yang terbuka dan mengembangkan sistem untuk pengurangan risiko juga telah disepakati oleh kedua negara dalam panggilan tersebut.

Dalam kesempatan itu, para menteri pertahanan membahas masalah yang terkait dengan Hong Kong dan Covid-19.***

Editor: Ahmad R

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler