Media Asing Soroti Tewasnya Ratusan Korban dalam Olahraga Paling Mematikan di Dunia, Arema FC vs Persebaya

2 Oktober 2022, 23:18 WIB
Kanjuruhan Berduka / Instagram @aslimalang.official

MEDIA PAKUAN - Media asing menyoroti insiden tewasnya ratusan orang dalam acara olahraga paling mematikan di dunia, di pertandingan sepak bola di Indonesia.

Associated Press melaporkan insiden malam 2 Oktober 2022 di stadion di Malang setelah pertandingan putaran 11 kejuaraan Indonesia antara klub dari kota Malang, Arema FC, yang kalah dari Persebaya, Surabaya, dengan skor 3-2.

Korban tewas dilaporkan sebanyak 125 orang dan ratusan lainnya terluka, yang sebagian besar terinjak-injak.

Baca Juga: Jerman Tidak Akan Memaafkan AS atas Sabotase Nord Stream, Rusia Bisa Menyerang Infrastruktur AS

Kecewa dengan kekalahan timnya, ribuan pendukung Aremania, bereaksi dengan melemparkan botol dan benda lain ke arah pemain dan ofisial sepak bola.

Saksi mata mengatakan Aremania menyerbu kedalam lapangan Stadion Kanjuruhan dan menuntut manajemen Arema FC untuk menjelaskan kekalahan itu, setelah 23 tahun tak terkalahkan di kandang melawan Persebaya.

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata ke arah tribun stadion, yang menyebabkan kepanikan dan memaksa penonton berlari menuju pintu keluar, hingga banyak korban jatuh karena sesak napas dan terinjak-injak.

Presiden FIFA, Gianni Infantino menyatakan belasungkawa atas nama komunitas sepak bola global. Ia menyebut kematian di stadion sebagai hari gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan tragedi di luar pemahaman.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Sergio Ramos Berduka: Menyayat hati Kami Bersama Para Korban dan Keluarga

FIFA juga menyoroti penanganan oleh kepolisian Indonesia yang menggunakan gas air mata, saksi mata menyebutkan bahwa polisi memukuli mereka dengan tongkat dan perisai sebelum menembakkan gas ke kerumunan.

FIFA yang tidak memiliki kendali atas permainan domestik, juga telah menyarankan untuk tidak menggunakan gas air mata di stadion sepak bola.

 

Paus Fransiskus di Vatikan juga mengatakan berdoa untuk semua korban tewas dan terluka dalam bentrokan setelah pertandingan sepak bola di Malang, Indonesia.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan jumlah korban tewas telah direvisi menjadi 125 dari 174, setelah pihak berwenang melakukan penghitungan ulang. Sebanyak 100 orang dirawat perawatan intensif di delapan rumah sakit, 11 di antaranya dalam kondisi kritis.

Amnesty International meminta pihak berwenang Indonesia untuk melakukan penyelidikan cepat, menyeluruh dan independen terhadap penggunaan gas air mata oleh kepolisian di stadion Kanjuruhan.

Direktur eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan mereka yang terbukti melakukan pelanggaran harus diadili di pengadilan terbuka dan tidak hanya menerima sanksi internal atau administratif.

Sementara itu Presiden Indonesia Joko Widodo menginstruksikan untuk meninjau kembali langkah-langkah keamanan pada pertandingan sepak bola dan melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.

Jokowi memerintahkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, PSSI, untuk menghentikan semua pertandingan Liga 1 hingga penyelesaian proses penyelidikan selesai.

Menjadi salah satu acara olahraga mematikan, insiden buruk pernah terjadi ketika para suporter jatuh dari kursi dan tangga pada kualifikasi Piala Dunia 1996 antara Guatemala dan Kosta Rika di Guatemala City.  

Pada bulan April 2001, di Ellis Park di Johannesburg, Afrika Selatan, puluhan ribu penonton merangsek masuk ke stadion saat derby terbesar di Afrika Selatan antara, Kaizer Chiefs yang menjamu Orlando Pirates. Dilaporkan sebanyak 43 orang meninggal dunia dan 158 orang.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler