MEDIA PAKUAN - Donald Trump dalam pidato pertamanya sejak penggeledahan kediamannya di Mar-a-Lago pada 8 Agustus 2022, nyatakan bahwa presiden AS Joe Biden adalah musuh negara.
Ia mengklaim pidato Joe Biden sebagai yang paling kejam, penuh kebencian dan memecah belah yang pernah disampaikan oleh seorang pemimpin AS.
Di rapat umum di Wilkes-Barr, Pennsylvania, Sabtu kemarin, Trump menuduh Biden telah memfitnah 71 juta pemilih yang mendukung Trump selama pemilihan presiden 2020.
Baca Juga: Ini dia ! Deretan Musisi Bintang Tamu dalam Konser Foo Fighters, Taylor Hawkins Tribute Concert
Sebelumnya pada Kamis, Biden mengklaim bahwa Partai Republik diintimidasi oleh Donald Trump dan gerakan MAGA Partai Republik.
Biden menuduh Trump dan gerakan MAGA Partai Republik sebagai ideologi ekstrem dan menimbulkan ancaman bagi AS.
Trump menyatakan “ Dia adalah musuh negara, kalau mau tahu yang sebenarnya. Musuh negara adalah dia dan kelompok disekelilingnya yang mengendalikannya ," kata Trump.
Mantan presiden nyentrik ini juga menyindir " Omong-omong, keesokan paginya dia lupa apa yang dia katakan ," gurau Trump yang mengundang gelak tawa.
Baca Juga: Tampil Memukau, Shane Hawkins Layak jadi Drummer Foo Fighters, Gantikan Mendiang Ayahnya ?
Trump mengatakan hal itu, karena setelahnya pernyataan Kamis, pada Jumat Biden mengatakan mendukung pernyataan MAGA, dan tidak menganggap pendukung Trump sebagai ancaman bagi negara .
Dia juga menuduh Biden terganggu secara kognitif dan tidak dalam kondisi untuk memimpin AS.
Trump diselidiki atas dugaan kemungkinan pelanggaran Undang-Undang Spionase dan undang-undang tambahan yang terkait dengan menghalangi hukum dan menghancurkan catatan pemerintah federal.
Baca Juga: Jerman Umumkan 26 Anggota Ektrimis Sayap Kanan berada di Ukraina: Jumlah Tidak Resmi Lebih Tinggi
Sejauh ini, tidak ada tuntutan yang diajukan terhadap mantan presiden atau timnya.
Trump mengutuk penggeledahan tersebut dan memperingatkan bahwa hal itu akan memicu pembalasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurutnya Biden memperlihatkan salah satu penyalahgunaan kekuasaan yang paling mengejutkan oleh pemerintahan mana pun dalam sejarah AS.***