Rusia Umumkan Ukraina Gunakan Senjata Kimia untuk Melawan Militer Rusia di Zaporozhye

21 Agustus 2022, 08:54 WIB
Ilustrasi: tentara perang dengan senjata kimia. /IRNA

MEDIA PAKUAN -  Sebuah laporan terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa anggota militer Rusia, yang bertugas di daerah Vasilyevka di wilayah Zaporozhye,  dirawat di rumah sakit dengan tanda-tanda keracunan senjata kimia.


Dokter menemukan racun sejenis toksin Botulinum tipe B, di tubuh para anggota militer yang dirawat.


Racun botulinum atau botox adalah protein neurotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum dan spesies yang terkait.

Baca Juga: Kekeringan di Eropa , Sisa Kapal Perang Dunia ke 2 Bermunculan di Sungai: Amunisi Ratusan Miliar


Botulismus adalah penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian pada hewan maupun manusia, bersifat neuroparalitik, yang disebabkan oleh toksin dari Clostridium botulinum.

Racun ini merupakan racun paling mematikan dengan median dosis letal (LD50) sebesar 1,3–2,1 ng/kg jika masuk secara intravena atau intermuskular dan 10–13 ng/kg jika terhirup.

Kementerian menyatakan “Untuk menentukan penyebab keracunan, spesialis dari Institut Penelitian dan Pengujian Utama Kedokteran Militer Kementerian Pertahanan Rusia , St. Petersburg melakukan analisis tambahan yang dengan tegas mengkonfirmasi keberadaan racun organik asal buatan - botulinum toksin tipe B.” 

 

Baca Juga: Berikut Lokasi Layanan SIM Keliling Tangsel 21 Agustus 2022

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pada 31 Juli 2022, anggota militer Rusia, yang  bertugas di daerah Vasilyevka di wilayah Zaporozhye, dibawa ke rumah sakit dengan tanda-tanda keracunan parah.

"Rezim Zelensky telah menyetujui penggunaan terorisme kimia. Federasi Rusia menyiapkan dokumen pendukung dengan hasil semua analisis yang dilakukan," ungkap laporan itu.

Dalam pernyataannya Kementerian Pertahanan Rusia, 20 Agustus 2022 mengatakan bukti terorisme kimia oleh Kiev akan segera diteruskan secara resmi ke OPCW di Belanda melalui misi permanen Rusia.

Baca Juga: Minimal Lulusan SMA SMK! Lowongan Kerja PT Yakult Indonesia Agustus 2022, Simak Syarat Lengkapnya

OPCW merupakan Organisasi Anti Senjata Kimia inter-pemerintah yang berada di Hague, Belanda yang meraih Nobel perdamaian tahun 2013 untuk upaya mereka dalam menentang, melarang dan usaha menghapus pemakaian senjata kimia di seluruh dunia.


Setelah dimulainya operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, militer Rusia menemukan banyak dokumen yang menunjukkan pengembangan komponen senjata biologis di laboratorium di wilayah Ukraina. 


Rusia berulang kali memperingatkan bahwa  Kiev sedang mempertimbangkan opsi untuk melakukan provokasi menggunakan senjata kimia.*** 

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Rbc.ua

Tags

Terkini

Terpopuler