Mengejutkan ! Kematian Shinzo Abe Disebut-sebut Terkait dengan Runtuhnya Hegemoni AS

10 Juli 2022, 10:48 WIB
Mengejutkan ! Kematian Shinzo Abe Disebut-sebut Terkait dengan Runtuhnya Hegemoni AS /Japantimes.co.jp/

MEDIA PAKUAN - Kematian mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe yang menggemparkan dunia, telah memicu spekulasi di kalangan para pakar politik, ekonomi dan militer.

Menurut pakar ekonomi Mikhail Khazin, siapa saja dan pihak mana yang bisa diuntungkan dari pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, termasuk dugaan keterlibatan AS.

AS telah putus asa menyelamatkan status hegemoni berlatar belakang ekonomi dunia liberal yang runtuh dengan cepat, terutama dengan sanksinya terhadap Rusia.

Baca Juga: Idul Adha 2022, Badrunddin Ajmal: Himbau Umat Muslim Tidak Qurban Sapi

Khazin meyakini bahwa pembunuhan dan kematian mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe adalah peristiwa yang sangat penting yang sesuai dengan proses yang sedang berlangsung.

Menurut Khazin, partisipasi Jepang dalam NATO di Pasifik yang setara dengan AUKUS adalah sangat penting. Karena tanpa Jepang, keberadaan blok baru itu praktis tidak ada artinya.

AS memerlukan kontrol ketat atas Jepang dengan tiga alasan utama, yaitu Jepang memiliki sejumlah teknologi yang sangat penting bagi dunia Barat dan seluruh perekonomian dunia pada umumnya.

Baca Juga: Idul Adha 2022 Tingginya Harga Berkurangnya Pengurban di Palestina, Berikut Harga Perekor

Bagi AS, Jepang adalah elemen kunci dalam program untuk menghadapi dominasi China. Tanpa Jepang, AS di Asia Pasifik tidak akan mampu mengatasinya.

Yang terakhir bahwa jika Jepang tidak bergabung dengan AUKUS, maka ia akan bersatu dengan China ataupun dengan Rusia, dalam Uni Ekonomi Eurasia.

Sebelumnya AS telah gagal dalam menggalang upayanya untuk membangun asosiasi alternatif dengan Taiwan, India, dan Singapura.

Baca Juga: Idul Adha 2022, Warga Palestina Terancam Sepi Berqurban

Mengingat Jepang sepenuhnya bergantung pada perdagangan luar negeri, dan tidak memiliki pasarnya sendiri, maka Jepang akan dipaksa untuk bergabung dengan blok mana pun.

Shinzo Abe adalah satu-satunya politisi Jepang yang menyadari ketakutan utama AS jika terjadi pemulihan hubungan antara Tokyo dan Moskow.

Berniat untuk mengincar kembali jabatan perdana menteri, dalam hal inilah nama AS mencuat di balik kematian Shinzo Abe.

Washington sangat bernafsu mempertahankan hegemoninya dan melenyapkan siapa pun yang mungkin mengganggunya.

Baca Juga: Menurut Para Ulama Begini Hukumnya, Mengirim Qurban Ke Palestina

Mikhail Khazin mencatat bahwa sentimen pr Rusia berlaku di Jepang di bawah Shinzo Abe. Secara umum, hubungan kerja dengan Rusia yang berkembang selama masa pemerintahannya.

Dalam konteks transformasi global jika Abe berkuasa, maka akan menutup kemungkinan bagi AS dalam misinya di Asia Pasifik.

Menurut Khazin, Abe adalah seorang nasionalis Jepang, yang mengedepankan kepentingan objektif nasional Jepang. Bukan pijakan ideologis kelompok liberal pro AS.

Abe melihat bahwa hubungannya dengan Federasi Rusia adalah pilihan terbaik untuk keberhasilan pembangunan Jepang.

Baca Juga: Daftar Harga Hp Huawei Juli 2022 Terbaru, Mulai Dipatok dari Rp1,7 juta hingga Rp42 juta

Walaupun Khazin tidak bisa meyakinkan 100% bahwa Abe menjadi korban dinas intelijen AS, namun Khazin tidak meragukan fakta telah tiba waktunya bagi AS untuk mengambil tindakan paling drastis terhadap Jepang.

Jika kelompok nasionalis Jepang mengambil alih kekuasaan, maka tidak mungkin menarik Jepang ke aliansi AUKUS. Yang berarti sangat membahayakan AS .

Khazin menambahkan bahwa AS mati-matian untuk mengendalikan aset geopolitik yang ada. Dalam konteks Ukraina, Boris Johnson misalnya, yang terlalu banyak masuk ke dalam cerita dengan Ukraina dan kemudian lepas kendali. Itulah penyebab sebab pencopotan jabatannya.

Namun dii Jepang, situasinya jauh berbeda dan AS memutuskan untuk menggunakan metode yang jauh lebih radikal. ***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Tsargrad

Tags

Terkini

Terpopuler