Kerusuhan Semakin Memuncak, Kazakhstan Minta Bantuan Rusia dan CSTO

16 Januari 2022, 08:47 WIB
Ilustarasi kerusuhan di Kazakhstan. /Pexels/Vitalina
 
MEDIA PAKUAN - Kerusuhan massal telah memuncak dari pengunjuk rasa di Kazakhstan dimulai dengan aksi protes damai atas harga energi, yang memaksa pihak Kazakhstan meminta bantuan militer dari Rusia dalam menjaga perdamaian di sana.
 
"Selama keadaan darurat, 225 jenazah telah dikirim ke kamar mayat, 19 di antaranya adalah petugas penegak hukum dan personel militer" Yang dikatakan oleh pejabat perwakilan dari jaksa negara, Serik Shalabayev pada Sabtu, 15 Januari 2022.
 
Pengunjuk rasa itu sebagian adalah bandit bersenjata yang berpartisipasi dalam serangan teroris menurut Serik.
 
Baca Juga: Houthi Menolak Seruan PBB untuk Membebaskan Kapal UAE yang Dibajaknya
 
Akibatnya, membuat ribuan warga sipil yang ikut serta dalam unjuk rasa menjadi korban dari aksi terorisme tersebut.
 
Sebelumnya, Kazakhstan telah mengkonfirmasi angka kematian, diantaranya 26 kematian dari bandit bersenjata, dan 18 petugas keamanan tewas dalam konflik yang mengekspos pertikaian di puncak pemerintahan.
 
Seorang juru bicara kementerian kesehatan, Asel Artakshinova mengatakan bahwa lebih dari 2.600 orang mencari perawatan dari rumah sakit sekitar, yang 67 diantaranya mengalami kondisi yang sangat serius.
 
Baca Juga: Ramalan Cinta 12 Zodiak Hari Ini 16 Januari 2022: Hindari Perasaan yang Dapat Mengganggu Keharmonisan
 
Pihak berwenang Kazakhstan menuduh para bandit dan teroria internasional membajak protes yang mengarahkan para unjuk rasa tergabung dalam kerusuhan massal yang mengarah dari barat ke kota terbesar, Almaty.
 
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev meminta para bantuan militer Rusia untuk mengambil alih sebagai Dewan Keamanan Nasional.
 
Pasukan itu merupakan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) atau disebut aliansi 6 negara yang dulunya bekas Soviet.
 
Baca Juga: Hati-hati! Toxic Parents Dapat Merusak Mental Anak
 
Kassym telah memerintah polisi setempat untuk menghindari pelanggara,n dan mengatakan kepada jaksa untuk bersikap lunak kepada mereka yang tidak melakukan kejahatan berat, ketika datang keluhan tentang pemukulan dan penyiksaan terhadap mereka yang ditahan setelahnya.
 
Pada saat ini, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa semua pesawatnya yang membawa pasukan telah kembali.
 
Rusia juga tidak mengetahui jelas, apakah pasukan negara-negara CSTO lainnya tetap berada di Kazakhstan atau tidak untuk menyeimbangkan keamanan di sana.***
Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler