Hati-hati! Toxic Parents Dapat Merusak Mental Anak

- 16 Januari 2022, 07:30 WIB
Ilustarasi Toxic Parents.
Ilustarasi Toxic Parents. /Pexels/Monstera
 
MEDIA PAKUAN - Istilah toxic parent yang dilakukan orang tua belakangan ini marak muncul dan dibahas oleh banyak orang di media sosial.
 
Netizen membahas betapa toxic parent dapat merusak mental anak-anak, membuat mereka merasa tidak dicintai hingga timbul rasa benci kepada orang tua mereka.
 
Menurut Psychology Today, orangtua yang melakukan pola asuh toxic parents cenderung tidak memperlakukan anak-anak mereka dengan hormat sebagai individu.
 
 
Bahkan Sri Juwita Kusumawardhani yang merupakan seorang Psikolog, mendefinisikannya sebagai keluarga yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak sehat.
 
Dr. Wita menjelaskan bahwa kebanyakan orang tua berpikir bahwa kebutuhan anak hanyalah seputar makan, minum, rumah, atau sekolah.
 
Padahal kebutuhan anak-anak tidak hanya sebatas kebutuhan fisik, tapi anak juga memiliki juga kebutuhan emosional.
 
 
Biasanya, pola asuh toxic parents dipicu oleh gangguan mental atau kecanduan yang serius seperti traumatis orang tua semasa kecil.
 
Orang tua yang mengalami trauma di masa kecil akan membawa luka lama yang belum sembuh tersebut hingga dewasa dan melampiaskannya kepada anak-anak tanpa mereka sadar.
 
Dan kebanyakan orang tua akan beralasan bahwa semua yang mereka lakukan adalah bentuk kasih sayang mereka kepada anak-anaknya.
 
 
Namun pola asuh yang seperti itu akan berdampak buruk pada kesehatan jiwa anak karena anak akan terluka secara mental dan emosional.
 
Menurut studi dari European Journal of Sociology And Anthropology, perilaku orang tua terhadap anak dapat sangat menentukan kondisi emosional dan mental anak sejak kecil bahkan hingga dewasa nanti.
 
Rata-rata orang tua tidak menyadari bahwa mereka adalah orang tua yang toxic. Maka dari itu, simaklah ciri-ciri toxic parent yang telah dirangkum dari beberapa sumber berikut:
 
 
1. Menuntut Berlebihan dan Berpikir Bahwa Anak adalah Pencapaian
 
Orang tua yang toxic biasanya tidak peduli pada kesanggupan dan kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu.
 
Toxic parent akan beranggapan bahwa pencapaian anak adalah pencapaiannya juga. Hal ini membuat anak diharuskan selalu mengikuti standar yang diterapkan oleh orang tuanya.
 
Anak yang merasa tidak mampu mengikuti kemauan orang tuanya, akhirnya akan akan merasa tertekan dan kehilangan rasa percaya diri.
 
 
2. Menelantarkan Kebutuhan Emosional Anak dan Suka Mengontrol
 
Orang tua yang toxic biasanya mengontrol anak dengan ketat dan tidak memberikan kompromi sama sekali.
 
“Ada yang kebutuhan fisiknya dipenuhi, tapi ada penelantaran secara emosional. Misal, orang tua terlalu sibuk sehingga anak nggak pernah diajak ngobrol, orang tua nggak tahu teman anaknya, nggak tahu gurunya, nggak tahu mata pelajaran kesukaannya.” ujar Wita.
 
Orang tua yang bahkan tidak tahu apa yang anaknya inginkan akan membuat anak berpikir bahwa dia ditelantarkan karena kebutuhan kasih sayangnya tidak terpenuhi.
 
 
3. Mengungkit Apa yang Telah Dilakukan untuk Anak
 
Orang tua dengan pola asuh toxic parent cenderung akan selalu mengungkit segala hal yang telah mereka berikan untuk anaknya.
 
Entah itu dalam bentuk tenaga, uang yang telah dikeluarkan, dan hal lain yang akan membuat anak merasa bersalah.
 
 
4. Menyalahkan Anak atas Emosinya
 
Menyalahkan anak merupakan hal yang tak kalah sering dilakukan oleh toxic parent kepada anak-anak mereka.
 
Saat marah, orang tua yang toxic biasanya akan menyalahkan dan melampiaskan kemarahannya kepada anak, walaupun si anak tidak tahu apa yang terjadi pada orang tuanya.
 
Toxic parent akan mengeluarkan kata-kata yang membuat anak merasa terluka dan berpikir bahwa dirinya memang salah.
 
Dilansir dari Life Hack, toxic parents akan mengkritik anak dari waktu ke waktu yang membuat kebanyakan anak korban dari toxic parents mengalami gangguan pada sisi psikologisnya.
 
 
5. Tidak Simpati dan Sering Berperilaku Kasar
 
Orang tua yang toxic tidak akan merasa simpati kepada anak mereka walaupun mereka tahu bahwa anaknya terluka.
 
Toxic parents akan berpikir bahwa rasa sakit yang dirasakan anak adalah hal yang lumrah dan tidak perlu dibicarakan.
 
Selain itu, orang tua toxic juga sering meluapkan kemarahannya dengan kasar secara verbal maupun nonverbal kepada anak sehingga hal tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan psikologis anak.
 
 
Dengan tindakan orang tua yang seperti itu, akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan penuh kecemasan.
 
Bahkan pada banyak kasus, anak akan menjadi pribadi yang sama-sama memilih kekerasan sebagai jalan keluar.
 
6. Terlalu Pedas Mengkritik dan kurang menghargai
 
 
Dr. Wita mengatakan, orang tua yang toxic sering melakukan kekerasan secara verbal kepada anak dengan mengkritik secara tajam saat anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan standarnya.
 
Toxic parent juga sering memanggil nama anak dengan julukan yang aneh, menyepelakan apa yang telah dilakukan anak bahkan melontarkan humor terkait dengan hal-hal unik yang ada pada diri anak.
 
Bahkan toxic parent sangat jarang atau malah tidak pernah memberikan anak-anak mereka sebuah apresiasi.
 
 
7. Egois dan Kurang Empati pada Anak
 
Toxic parent akan mengatakan bahwa mereka menyayangi si anak, namun mereka akan selalu mengutamakan kebutuhan mereka sendiri dibanding memikirkan anaknya.
 
Mereka juga cenderung tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan anak. Mereka tidak berpikir dampak apa yang akan terjadi kepada anak atas perilaku mereka.
 
Di zaman sekarang, tidak sedikit orang tua yang masih tidak paham tentang pola asuh yang tepat untuk anak.
 
Padahal pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan berpengaruh pada psikologis dan tumbuh kembang anak.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x