Rusia Minta Uni Eropa Pertimbangkan Sanksi Terhadap Myanmar, Ini Alasannya

7 April 2021, 19:11 WIB
Ilustrasi /Ilustrasi Pixels/

MEDIA PAKUAN-Pemerintah Rusia meminta Uni Eropa mempertimbangkan sanksi yang dijatuhkan pada Myanmar.

Pasalnya, sanksi atas kudeta militer sejak 1 Februari 2021 lalu dapat menyebabkan perang saudara.

Rusia juga menganggap sanksi yang akan diberikan Uni Eropa pada Myanmar sangat berbahaya dan bisa menimbulkan perang saudara.

Baca Juga: Pabrik Garmen China Terbakar, Penguasa Militer: Gerakan Pembangkangan Sipil Telah Menghancurkan Myanmar

"Faktanya, garis seperti itu berkontribusi untuk mengadu domba pihak satu sama lain, pada akhirnya mendorong masyarakat Myanmar menuju konflik sipil secara penuh," kata pihak Kemenlu Rusia.

Uni Eropa memang tengah bersiap untuk memberikan sanksi kolektif pada militer Myanmar.

"Kami akan menambahkan sanksi ekonomi ditingkat 27 (negara UE) terhadap entitas ekonomi yang terkait dengan tentara sehingga sanksi dapat diterapkan dengan sangat cepat," kata pihak Uni Eropa.

Sementara itu, kekerasan semakin membabi buta, sejauh ini ada sekira 570 nyawa melayang akibat kudeta Myanmar tersebut.

Selain itu, sekira 3.500 orang yang menentang kudeta ditahan oleh pihak Militer Myanmar.

Dari ribuan orang yang ditahan salah satunya adalah Suu Kyi yang merupakan politikus paling populer di Myanmar yang berhasil mengalahkan kandidat yang didukung militer pada November lalu.

Baca Juga: Polisi Myanmar Kembali Menewaskan 7 Pengunjuk Rasa Pasca Pabrik China Dibakar

Hingga saat ini para pengunjuk rasa yang menuntut kudeta Myanmar masih terus melakukan aksi ditengah militer Myanmar yang semakin membabi buta.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler