AS Bantah Tuduhan Resesi Di Tengah Inflasi

- 25 Juli 2022, 09:18 WIB
AS Bantah Tuduhan Resesi Di Tengah Inflasi
AS Bantah Tuduhan Resesi Di Tengah Inflasi /Ilustrasi/PIxabay

MEDIA PAKUAN - Menteri Keuangan AS, Janet Yellen membantah opini yang menganggap ekonomi Amerika berada dalam resesi.

Yellen menyebut bahwa negaranya tidak mengalami perlambatan dalam bidang ekonomi, seperti pada laporan minggu ini.

Yellen mengatakan bahwa kebijakan ekonomi Presiden AS, Joe Biden tidak akan membuat Amerika berada dalam resesi.

Baca Juga: Moskow Klaim, Gudang Senjata Kiriman Amerika Telah Dihancurkan: Target Pelabuhan Utama Ukraina di Odessa

"Kita bisa melihat itu terjadi,dan itu akan diawasi dengan ketat, tetapi saya ingin menekankan : Apa arti sebenarnya dari resesi" ucap Yellen.

"Resesi adalah kontraksi berbasis luas dalam ekonomi, bahkan jika angka itu negatif, kita tidak dalam resesi sekarang" lanjut Yellen.

Menurutnya, ekonomi AS berada memang berada di angka negatif, akan tetapi AS tidak sedang berada di resesi.

Baca Juga: Diakhir Masa Jabatan, Anies Baswedan Serahkan JIS Pada Jak Mania dan Warga Jakarta

Seorang pembawa acara Chuck Todd mengklaim bahwa pengangguran di sana meningkat dan aktivitas bisni melanjut, yang akan terjadi resesi jika tidak ditanggapi.

"Ini bukan ekonomi yang berada dalam rersi, tetapi kita berada dalam masa transisi di mana pertumbuhan melambat, dan itu perlu dan tepat" ucap Yellen.

Yellen sangat yakin bahwa itu adalah hal yang tepat untuk AS agar dapat memiliki pasar tenaga kerja yang kuat.

Di tengah inflasi, Yellen yakin bahwa langkah tersebut akan menjadi AS memiliki pasar tenaga kerja tetap kuat dan menurunkan inflasi.

Baca Juga: Cek Keberuntungan Karier Berdasarkan Ramalan 12 Zodiak Hari Ini: Aries Lebih Perhatikan Pekerjaan Anda

Jika konflik Rusia-Ukraina tidak dapat dikendalikan, maka konflik tersebut akan mendorong harga minyak semakin lebih tinggi di pasar global.

Oleh sebab itulah Yellen bekerja sama dengan sekutu AS lainnya dalam membatasi harga yang dibayar Ruisa untuk minyak.

Di tengah sanksi yang diberikan negara-negara Barat kepada Rusia akan berlaku pada akhir tahun 2022.

Rusia pun bisa saja untuk mengambil sebagain pasokannya dari pasar untuk kebutuhan negaranya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: RT.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah