Benarkah Gula, Racun Tersembunyi dalam Kemasan Manis? Mengerikan Simak Penjelasannya

- 21 April 2024, 12:55 WIB
Makan Hidangan Khas Lebaran Bikin Gula Darah Tinggi? Ini Cara Mengatasinya.
Makan Hidangan Khas Lebaran Bikin Gula Darah Tinggi? Ini Cara Mengatasinya. /pexels.com /Helena Lopes

 

MEDIA PAKUAN - Gula seiring dengan evolusi diet modern, telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita.

Tetapi, apakah kita benar-benar menyadari potensi bahaya yang terkandung di dalamnya?

Beberapa ahli kesehatan mendefinisikan gula sebagai racun tersembunyi yang mungkin menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Mari kita telusuri mengapa gula sering kali disebut sebagai racun.

Baca Juga: Putri Anne Berang, Warganet Minta Rujuk dengan Arya Saloka: Plaform Gw Aja di Blok

Memicu Penyakit Metabolik

Salah satu argumen utama yang diajukan oleh para ahli kesehatan adalah bahwa konsumsi gula berlebihan dapat memicu berbagai penyakit metabolik.

Gula, terutama dalam bentuk fruktosa (yang sering kita temui dalam sirup jagung tinggi fruktosa), dapat memicu resistensi insulin, yang merupakan pemicu utama diabetes tipe 2.

Konsumsi gula berlebihan juga telah terkait dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung, dan sindrom metabolik.

Peradangan Kronis

Gula dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan akar dari banyak penyakit kronis.

Ketika kita mengonsumsi gula, terutama gula olahan dan bukan dari sumber alami seperti buah-buahan, itu dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis.

Hal ini menyebabkan pelepasan sitokin pro-inflamasi dalam tubuh, yang kemudian memicu peradangan kronis.

Peradangan kronis ini telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan seperti arthritis, penyakit jantung, dan bahkan kanker.

Baca Juga: Tuai Pujian, Ruri Vokalis Band Republik Jualan Dukuh: Bantu Dongkrak Ekonomi Pedagang Dukuh: Benarkah?

Ketergantungan yang Merusak

Seperti narkoba atau alkohol, gula dapat menyebabkan ketergantungan psikologis yang merusak.

Konsumsi gula menyebabkan pelepasan dopamine dalam otak, yang memberikan perasaan senang dan euforia.

Akibatnya, kita cenderung menginginkan lebih banyak gula untuk merasakan sensasi ini lagi.

Ketergantungan pada gula telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan.

Solusi:

Baca Juga: Biar Hemat, Harus Rajin Cek Ricek! Ini Kode Voucher Promo Shopee April 2024

Mengubah Pola Pikir dan Kebiasaan Konsumsi

Mengubah pandangan kita terhadap gula dari sesuatu yang "manis" menjadi sesuatu yang berpotensi berbahaya adalah langkah pertama menuju kesehatan yang lebih baik.

Memperkenalkan pola makan yang lebih seimbang, kaya akan buah-buahan, sayuran, dan sumber protein sehat adalah kunci untuk mengurangi konsumsi gula berlebihan.

Mengganti pemanis buatan dengan pemanis alami seperti stevia atau gula kelapa juga bisa menjadi langkah positif.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah