Pemancing yang sedang marah-marah itu, terkejut luar biasa. Secara refleks, segera berlari. Naik ke tebing. Hingga napasnya tersengal-sengal.
la terkapar di situ. Baru diketemukan beberapa jam kemudian oleh orang-orang yang akan memancing malam hari.
Pemancing sial itu, sakit keras hingga berbulan-bulan.
Ia menderita “soak” (trauma). Bahkan nyaris gila. Terlontarlah ucapan “cadu nyarita suaban dl Cimanuk” (tabu mengucap kata-kata tak karuan di Sungai Cimanuk).
“Pacaduan” tersebut berlaku hingga sekarang, di semua tempat di lubuk-lubuk Sungai Cimanuk.***