Kacong bagi Hisyam bisa dibilang merupakan sosok yang penting bagi hidup
"Udah lama bersama aku, dan dia tuh enggak punya keluarga lagi di sini. Makanya sekarang bawa dia (ke Mekkah), bisa berdoa untuk mamanya. Mamanya dia itu udah meninggal, satu tahun yang lalu," ujar Kacong.
Saat pertama tinggal bersama Kacong, Hisyam tak bisa berbahasa Indonesia, sehari-hari ia menggunakan Bahasa Arab. Namun, seiring waktu, ia perlahan bisa menggunakan Bahasa Indonesia.
Baca Juga: Aktivis Pro-Palestina Meneriaki Slogan-slogan Dukung Palestina, Bendera Palestina Berkibar Di Paris
Yang menyedihkan,di usia 10,5 tahun, Hisyam baru diajari baca tulis, dan mengaji. Meski dibilang telat namun ia mau belajar dan ia termasuk anak cerdas, ujar Kacong
Dihari-harinya Hisyam awalnya terlihat murung, terlebih jika ditanya perihal sang bunda, lama kelamaan akhirnya Hisyam mau bercerita tentang ibunya saat dia meninggalkan Hisyam
"Mamanya meninggal di bulan Ramadhan tanggal 17. Saya ingat betul waktu kejadian mamanya meninggal itu anak ini, waktu mamanya meninggal, dia menceritakan kejadiannya," kata Kacong.
Ibunda dari Hisyam meninggal di kamar rumahnya. Sang ibunda meninggal dalam keadaan sujud. "Mama ana mateh [mati dalam Bahasa Madura]," kata Kacong mengulang kalimat yang disampaikan Hisyam kala itu.
Baca Juga: Terus Didesak Jepang, Junta Militer Akhirnya Mengalah dan Bebaskan Seorang Jurnalis