Kapal tradisional yang terbuat dari kayu ini sangat mudah dikenali di perairan.
Ciri khasnya sendiri bisa dilihat dari penggunaan 7-8 layar, serta 2 tiang utama pada bagian depan dan belakang kapal. Umumnya pembuatan kapal Pinidi memakai empat jenis kayu yang yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Pembuatan kapa Pinisi ada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tepatnya di tiga desa, yakni Desa Tana Beru, Bira, dan Batu Licin.
Masih dilakukan dengan cara tradisional, pembuatan kapa Pinisi sendiri tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan saat hendak membuat kapal Pinisi. Tahap pertama dimulai dari penentuan hari baik untuk mencari kayu yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan kapa Pinisi.
Biasanya, “hari baik” mencari kayu jatuh pada hari ke-5 atau ke-7 pada bulan yang telah ditentukan dalam pembuatan kapal.
Pemilihan hari ini melambangkan rezeki yang ada di tangan, dan berharap agar selalu mendapat rezeki.
Setelah menentukan hari baik, tahap kedua pembuatan kapa Pinisi yaitu proses menebang, mengeringkan, dan memotong kayu.