Kayu-kayu tersebut kemudian dirakit menjadi bagian kapa Pinisi . Biasanya tahap ini memakan waktu lama, bahkan bisa sampai berbulan-bulan.
Setelah kapa Pinisi selesai dirakit, tahap terakhir adalah proses peluncuran kapal Pinisi ke laut. Sebelum diluncurkan, biasanya akan diadakan upacara maccera lopi, atau menyucikan kapa Pinisi. Upacara ini ditandai dengan kegiatan menyembelih sapi atau kambing.
Upacara ini memiliki ketentuan yang unik dimana menggunakan perhitungan, jika bobot kapal kurang dari 100 ton, maka yang disembelih adalah kambing.
Sedangkan jika bobotnya di atas 100 ton berarti harus menyembelih sapi.
Serngkaian pembuatan kapa Pinisi itu melambangkan nilai filosofi tersendiri, yakni nilai untuk bekerja keras, kerja sama, keindahan, hingga menghargai alam.
Maka tak heran jika kapa Pinisi Indonesia masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO (2017).***