"Saya sangat terkejut karena saya senang di sini resep pisan. Atmosfer bagus sekali, orang orang sopan, ada banyak yang belajar Islam saya lihat anak anak baca Al Qur'an bagus sekali saya kaget saya bangga saya suka sekali," terang Isa.
"Ini pertama kali saya datang ke Dzikir Al Fath tapi saya tahu guru Abah Fajar saya tahu beliau lima tahun lalu, dua tahun saya semua demonstrasi di Golok Day Festival Cilegon Banten jadi saya tahu Abah Fajar lima tahun," ujarnya.
Dari PS Sang Maung Bodas dia tertarik dengan berbagai jurus khasnya terutama jurus Maung Keubet dan jurus Golok Kala Petok.
"Saya suka teknik harimau (Maung Keubet) saya suka, saya suka teknik golok (Golok Kala Petok) saya suka. Itu baru buat saya, itu sedikit susah sekarang," ucap pria yang akrab disapa Kang Isa.
Selama tiga hari Isa Hoogeboom singgah di Ponpes Dzikir Al Fath kelurahan Karang Tengah kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Banten.
Guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas sekaligus pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana yang langsung melatih Isa Hoogeboom belajar jurus Golok Kala Petok. Isa juga diberikan cinderamata senjata Golok Kala Petok yang memiliki ciri khas berukuran lebih pendek dari pada senjata golok pada umumnya, serta terdapat lengkungan di dekat gagangnya.
KH Fajar mengatakan, kedatangan Isa juga mengunjungi Museum Prabu Siliwangi yang berada di Ponpes Dzikir Al Fath sebab pesilat tersebut juga menggemari budaya Sunda.
"Dia sudah belajar di perguruan yang lain sehingga dia berkolaborasi dia menambah lagi ilmunya yang dipelajari murni utamanya adalah pencak silat, sejarah sunda, dan seni budaya Sunda yang ada di kita, serta seni budaya tradisi maen bola leungeun seneu (Boles) dan Ngagotong Lisung," katanya.