MEDIA PAKUAN - Food waste atau sampah makanan menjadi problematika sehari hari dalam rumah tangga.
Food waste adalah sisa bahan masakan maupun makanan yang tidak habis, baik sampah rumahan, pasar hingga perusahan-perusahan di bidang makanan.
Bahkan data dari kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengenai Food Loss and Food Waste (FLW) menyebutkan sejak tahun 2000 hingga 2019, sampah makanan yang diproduksi indonesia mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.
Besarnya intensitas sampah makanan yang dihasilkan itu berdampak pada kerugian ekonomi nasional mencapai Rp213 - Rp551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia.
Baca Juga: Sulit Dievakuasi Kanit Samapta Polsek Citamiang Kota Sukabumi, Bantu Lansia Alami Stroke
Jika dikaitkan dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), makanan yang terbuang tersebut bisa menghasilkan 1,73 giga ton CO2 secara akumulasi, atau rata-rata 7 persen dari total emisi GRK Indonesia dalam setahun.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pondok Pesantren Modern Dzikir Al Fath Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Ponpres Al Fath membudidaya maggot (belatung) yang bermetamorfosis dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam.
Maggot dinilai memiliki sejuta manfaat bagi kehidupan. Bukan hanya efektif dalam mengurangi limbah organik dan food waste, maggot juga menjadi pakan ternak yang kaya gizi.