Pertempuran Rusia dan Ukraina Masih Belum Mereda, Indonesia Kini Amankan Stok Gandum

- 8 Maret 2022, 17:26 WIB
Menlu Retno Marsudi menjelaskan dampak konflik Rusia-Ukraina adalah naiknya harga gandum, dan alhasil harga mie instan naik.
Menlu Retno Marsudi menjelaskan dampak konflik Rusia-Ukraina adalah naiknya harga gandum, dan alhasil harga mie instan naik. /Pexels/Katie Godowski dan Instagram.com/@indomie/

 
MEDIA PAKUAN - Seperti yang di ketahui Ukraina merupakan salahsatu negara pengekspor gandum terbesar dunia.
 
Indonesia perlu mengantisipasi dampak konflik Rusia-Ukraina dengan mencari sumber gandum baru.
 
Kondisi ini mengingat konflik tersebut mengancam  mengganggu distribusi gandum di pasar internasional.
 
 
 
 
Data dari UN Comtrade menunjukkan, pada 2020, Ukraina memasok sekitar 23,51 persen gandum Indonesia.
 
Tidak hanya Ukraina, Rusia pun memiliki hubungan perdagangan pangan yang cukup erat dengan Indonesia.

Disebutkan, Rusia adalah salah satu eksportir utama minyak bumi, gas alam, dan barang tambang dunia. Sementara Ukraina adalah salah satu eksportir utama gandum.
 
 
Kementerian Perdagangan Indonesia berkoordinasi dengan importir untuk mengamankan stok gandum
 
Salahsatunya dengan melakukan diversifikasi negara pemasok gandum mengingat Ukraina sebagai salah satu pengekspor gandum ke RI tengah berperang dengan Rusia.

"Sudah koordinasi dengan importir untuk diversifikasi negara pemasok dan sedang diupayakan beberapa negara," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan pada Selasa 7 Maret 2022.
 
Baca Juga: Aceh Kembali Jadi Tempat Pelarian Muslim Rohingya, 100 Orang Ditemukan Kelaparan dan Lemah

Menurut Oke, Ukraina saat ini memenuhi 24 persen kebutuhan gandum di dalam negeri.

Adapun, salah satu negara yang dibidik untuk mendatangkan gandum adalah Australia.

"Sementara yang saya tahu salah satunya adalah dari Australia," kata Oke.

International Grains Council (IGC) Market Indicator melaporkan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai 335 dolar AS per ton
 
 
Pada Maret 2022 atau mengalami kenaikan 46 persen dibandingkan tahun lalu di angka 229 dolar AS per ton.

Pada awal tahun ini, IGC melaporkan perang Rusia-Ukraina yang belakangan menimbulkan ketegangan di Laut Hitam.
 
Hal itu turut menjadi faktor kenaikan harga gandum di pasar dunia.
 
Baca Juga: Aktor Ukraina Pasha Lee Tewas dalam Baku Tembak Lawan Rusia, Ini Pesan Terakhirnya

Ketegangan di Laut Hitam itu mengungkit subindeks gandum sebesar 12 persen w/w atau hampir mendekati puncak selama 14 tahun terakhir.

Sedangkan, menurut data Kemenperin, kebutuhan gandum untuk industri pada tahun ini mencapai 11,1 juta ton untuk bahan baku tepung terigu yang akan diolah menjadi bahan makanan.

Dari total kebutuhan gandum tersebut, sekitar 2,8 juta ton dipenuhi dari Ukraina atau 25,2 persen dari total kebutuhan dan Rusia sebesar 2.900 ton.***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x