Israel Siap! Diperlukan Sesuai Perjanjian Nuklir Taheran dan Kekuatan Dunia: Aksi Komprehensif

- 11 Januari 2022, 08:48 WIB
Kolase Presiden AS Joe Biden, nuklir Iran, dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Kolase Presiden AS Joe Biden, nuklir Iran, dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. /Foto: Tehran Times
MEDIA PAKUAN - Baru-baru ini Israel mengambil keputusan terhadap Iran jika diperlukan. Dari perjanjian nuklir antara Taheran dan kekuatan dunia.

Di Wina, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan tentang menghidupkan kembali rencana aksi komprehensif bersama.
 
Perjanjian yang disepakati pada 2015 untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
 
Baca Juga: Bikin Kaget Warga Arab Saudi bahkan Dunia, Beginilah Kegiatan Ibu-Ibu Dekat Masjid Nabawi Madinah

"Mengenai pembicaraan nuklir di Wina, kami tentu prihatin. Penting bagi saya untuk mengatakan di sini dengan jelas dan tegas : Israel bukan dalam perjanjian tersebut" ujar Bennett pada konfrensi pers di Yerusalem.

"Israel tidak terikat dengan apa yang akan tertulis dalam perjanjian. Jika ditandatangani, dan Israel akan terus mempertahankan kebebasan penuh untuk bertindak di mana saja, tanpa batasan,"katanya.

Rencana aksi komprehensif bersama dilakukan secara negoisasi untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir yang akan dilanjutkan pada November 2022.
 
Baca Juga: Bikin Kaget! Jemaah Umroh Wanita Ini Dikejar-kejar Pria Asing di Hotel Madinah, Ini yang Terjadi Selanjutnya

Rencana itu akan dilanjutkan setelah Iran memilih presiden baru yang garis keras pada bulan Juni lalu.

Negoisasi disepakati oleh Iran, AS, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman yang menawarkan keringanan hukuman pada Taheran sebagai bentuk imbalan atas program nuklirnya yang kini ditakuti oleh dunia.

Sebelumnya kesepakatan runtuh pada 2018 ketika AS sedang menarik diri dan Donald Trump menerapkn kembali sanksi ekonomi.

Sementara Taheran menanggapi dengan memperkaya uranium fisil ke tingkat yang berbahaya dan dilarang berdasarkan perjanjian kesepakatan.
 
Baca Juga: Perubahan Drastis Masjid Nabawi Bikin Semua Umat Muslim Dunia Tercengang, Apa Sajakah Itu?

Israel pun telah menentang pemulihan perjanjian pada 2015, yang terutama Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid.

Penentangan itu mengindikasikan bahwa negara tersebut dapat mendukung kesepakatan yang dipandangnya berdasarkan pemeriksaan definitif pada ambisi nuklir Iran.

"Ada kemajuan yang baik pada keempat masalah penghapusan sanksi, masalah nuklir, verifikasi dan mendapatkan jaminan" yang dilontarkan oleh juru bicara kementerian luar negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada Senin, 10 Januari 2022.
 
Baca Juga: Pamer Foto Terbaru bersama Gala Sky Andriansyah, Fuji Dinilai Makin Mirip dengan Vanessa Angel

Kemajuan tersebut merupakan hasil dari upaya yang dilakukan oleh semua pihak dalam menyepakati kesepakatan yang adil lanjutnya.

Jika pihak lain menganggap bahwa kesepakatan yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan dengan keuntungan mereka dan ini bukanlah harapan yang diinginkan oleh Republik Islam.

Namun, AS hanya berpatisipasi secara tidak langsung, di dalam konfrensi itu di Yerusalem, yang membawa Washington kembali pada perjanjian dan untuk memastikan Iran mematuhi kembali komitmen sendiri.
 
Baca Juga: Fuji Disebut Norak dan Miskin saat Pamer Makanan Seharga Rp19 Juta, Beri Respon dan Tunjukkan Hal ini

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa negoisasi sedang membawa mereka .***



Editor: Ahmad R

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x